Mohon tunggu...
Umi Fadhilah
Umi Fadhilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa PAI Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Capres 2024: Memetakan Dinamika Tiga Calon Presiden

10 Januari 2024   21:47 Diperbarui: 10 Januari 2024   23:38 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Malam Minggu, 7 Januari 2024, menjadi saksi ketegangan tiga calon presiden (capres) dalam debat ketiga mereka. Meski demikian, debat ini lebih dari sekadar penegasan atas warna dan pesan yang mereka usung sejak awal kampanye. Apakah ada yang benar-benar baru? Mari kita selami.

Bagian pertama debat menyoroti pemaparan visi misi, di mana konsistensi pesan dan gaya terus dipertahankan oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Terutama pada Anies, pesan tentang perlunya perubahan dan sikap oposisi dihadirkan dengan penuh tajam, bahkan mengubah kebijakan eksisting menjadi poin penting dalam narasinya.

Anies mencuri perhatian dengan kritik tajam terhadap langkah Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Presiden Jokowi sebagai endorser, terutama dalam konteks kebijakan pertahanan dan hubungan internasional. Kementerian Pertahanan yang mengalami peretasan anggaran dan proyek food estate yang dinilai gagal menjadi target kritiknya.

Ganjar, dengan konsistensinya menekankan suara rakyat arus bawah, terus membawa jargon PDI-P sebagai partai wong cilik ke panggung debat. Bahkan, bahasan global dan modern selalu dihubungkan dengan aspirasi masyarakat bawah yang menjadi penerima dampak kebijakan.

Di sisi lain, Prabowo, sebagai pelaku utama di bidang hankam dan politik luar negeri, seharusnya mampu menampilkan keunggulannya dengan lebih menarik. Namun, pilihan katanya terkadang terlalu datar, lebih fokus pada membacakan program tanpa mendalam pada bagaimana dan mengapa di balik kebijakan tersebut.

Pada segmen berikutnya, Anies terus mempertahankan konsistensinya dengan kritikan tajam, terutama kepada Prabowo. Ulti yang dilancarkannya didukung oleh data dan informasi yang dapat dengan mudah diakses melalui Google, seperti kritik terhadap pembelian alutsista bekas.

Debat ini menciptakan dinamika yang menarik, terutama dalam pertarungan konsistensi pesan, kritikan tajam, dan penyampaian program. Meski sesekali terdapat kritik dari Anies terhadap Ganjar, dinamika antara keduanya tetap dalam batas yang lebih lunak.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dinamika ini akan berlanjut dalam debat-debat berikutnya, dan bagaimana hal ini akan memengaruhi pandangan pemilih, terutama mereka yang masih ragu-ragu dalam menentukan pilihan mereka."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun