Mohon tunggu...
umiaselan
umiaselan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa FPIK, Prodi Ilmu Kelautan Universitas Pattimura.

Sedang menggambar hati untuk menyiapkan hati pada Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pria Bertopi Hitam I

15 April 2019   22:56 Diperbarui: 15 April 2019   23:04 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk pertama kalinya saya menginjak kaki di fakultas perikanan dan ilmu kelautan, ada kakak tingkat yang mana sangat cerewet. Awalnya saya tidak suka melihatnya karena kecerewetannya itu.
Setiap kali pertemuan dewan perwakilan mahasiswa fakultas dengan calon mahasiswa baru angkatan 2018, kakak itu selalu berbicara dan dia tidak pernah kehabisan kata-kata dalam berbicara, dia terkesan sangat cerewet.
Pada saat ospek, lagi lagi kakak yang cerewet itu berbicara, dengan cerewetnya dia berbicara seperti sama halnya perempuan. Perkataannya tiada henti-hentinya, aku memperhatikan kakak itu berbicara, dalam hatiku berkata "ya ampun kakak senior yang ini cerewetnya minta ampun, tidak pernah kehabisan kata-kata dalam berbicara kakak yang satu ini"

Mario Reyaan, nama yang kini aku ketahui. Kakak senior itu bernama mario reyaan, seorang lelaki dari kota masohi berdarah KEI. Aku sadar walaupun banyak bicara, cerewetnya minta ampun tapi sebenarnya kakak itu sangat baik. Buktinya setiap aku menanyakan sesuatu tentang tugas kuliah padanya, dengan senantiasa dia menjelaskan kepada saya dan yang saya herankan itu kakak mario masih tetap menjelaskan kepada saya walaupun saya banyak bertanya pada dia.

Kak mario, saya semakin yakin bahwa di balik kecerewetan kakak terdapat pribadi yang memang saya kagumi. Pribadi yang sangat luar biasa. Selain cerewet, humoris, kakak juga memiliki iman yang sangat luar biasa. Kaka mario reyaan, sosok pribadi yang pleng luar biasa. Belum pernah saya mengenal lelaki yang memang pribadinya sangat luar biasa, dalam keadaan senang, susah bahkan sengsara pun kakak tetap berharap pada tuhan. Mengabdikan seluruh hidup hanya untuk tuhan. Kakak tidak mengenal lelah atau pun apa itu dalam berdoa.

Kak mario,  aku sadar tak pernah aku mempunyai rasa seperti ini dengan pria. Aku tak pernah mengenal rasa suka apalagi mempunyai perasaan kepada pria mana pun itu. Aku bingung apakah ini rasa yang biasa saja atau rasa kagum atau apa perasaan itu, aku pun tak tahu.
Aku mencoba berbisik pada angin, bercerita tentang apa yang sedang saya rasakan sekarang. Di bawah pohon jambu yang biasa aku duduk, aku bertanya pada angin, " angin apakah ini yang di bilang rasa suka? " angin pun menjawab "apa yang kau tanyakan padaku ini? Apakah ini mengenai rasayang ada dalam hatimu itu? Aku tidak tahu apa yang akan ku jawabkan kepadamu" cobalah tanyakan pada ombak dan karang di laut, barang kali mereka mengetahui jawabannya.
Aku pun berjalan ke arah pantai yang kira-kira jaraknya 300 meter dari tempat kuliahku.
Sesampainya di pantai, aku mencoba bertanya pada ombak. " hai ombak dan karang Apakah engkau tahu apa yang sedang saya rasakan sekarang? " ombak pun menjawab " apa yang engkau rasakan saat ini? Ceritalah kepadaku, mungkin saya dapat menjawab pertanyaan yang kian mengganjal dalam hatimu". Aku pun bercerita kepada ombak dan karang. Kedua unsur yang ada di laut ini tidak dapat menjawab semua keresahanku. Ombak dan karang memberikan saran kepadaku "sebaiknya engkau tanyakan hal itu pada hening dan sepinya malam,barang kali dia tahu jawaban atas semua pertanyaan yang kian meresahkan hatimu". Tapi aku tidak tahan lagi akan rasa yang saya pun bingung dengannya, aku ingin mendapatkan jawaban atas semua keresahan hati yang kian ku rasa, namun demi mendapatkan jawaban itu, aku akan bertahan dan bersabar menantikan malam itu datang di kala keheningan dan kesepian sepertiga malam itu akan menjawab pertanyaan akan segala keresahan yang aku rasa.

Kak mario, aku berharap ini hanyalah rasa yang biasa saja, takkan ada rasa suka apalagi jatuh cinta kepadamu kak. Aku hanya mengagumi keperibadianmu yang sangat luar biasa. Itu saja, tidak lebih dari rasa kagum.
Malam pun menghampiri dan menyapa aku yang kian kebingungan dengan rasa yang sedang saya alami. "Hai umia, apa yang mengganggu hati dan pikiranmu? Aku pun bercerita pada keheningan dan kesunyian malam itu. Keheningan dan kesepiaan malam pun menjawab " bukankah itu hal yang sangat tidak mudah padamu? Bukankah kau tidak pernah merasakan hal yang demikian? Kau harus bersyukur karena hal rasa itu tidak mudah kau miliki?? "

Mendengar jawaban dari keheningan dan kesepian malam, aku pun menyadari bahwa aku sangat menyukai keheningan dan kesunyian malam, hal itu yang menyatukan kami dan mempertemukan kami. Aku terjatuh dalam keheningan dan kesunyian malam, dimana aku dapat berdoa untuk memintanya dari sang Maha kasih (ALLAH SWT).

#mata_omo

Poka, 9 Agustus 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun