Mohon tunggu...
Umi Alfiatul Arfik
Umi Alfiatul Arfik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Mahasiswa Ekonomi Syariah semester 3 IAIN Kediri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Guru

26 November 2024   08:48 Diperbarui: 26 November 2024   08:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rio, ada waktu sebentar? Saya ingin bicara," ujar Pak Arman lembut.

Rio mengangguk pelan. Mereka duduk di bangku belakang kelas.

"Pak lihat kamu sering melamun. Ada yang bisa Pak Arman bantu?" tanyanya.

Rio terdiam sejenak, kemudian berkata dengan suara lirih, "Saya bingung, Pak. Ayah saya sakit, dan saya harus membantu di ladang. Uang kuliah pun belum saya bayar."

Pak Arman mengangguk dengan penuh pengertian. Ia tahu betapa sulitnya perjuangan mahasiswa seperti Rio untuk bertahan di bangku kuliah.

"Rio, pendidikan itu seperti investasi jangka panjang. Kamu harus percaya bahwa apa yang kamu pelajari hari ini akan membantumu dan keluargamu di masa depan. Kalau kamu kesulitan biaya, ayo kita cari jalan keluar bersama."

Sejak hari itu, Pak Arman mulai membantu Rio. Ia menghubungi pihak kampus untuk mengajukan beasiswa bagi Rio, dan diam-diam menyisihkan sebagian kecil gajinya untuk membantu kebutuhan sehari-hari Rio.

Ujian Kehidupan

Namun, cobaan besar datang di tengah semester. Istri Pak Arman, Bu Murni, didiagnosis menderita kanker stadium awal. Pak Arman hampir kehilangan semangat, tetapi ia memilih untuk tidak menunjukkan kesedihannya di depan mahasiswanya.

Setiap pagi, setelah mengantar istrinya ke rumah sakit untuk kemoterapi, ia tetap datang ke kampus dengan senyum yang sama. Ia masih berdiri di depan kelas, memberikan pelajaran terbaik untuk mahasiswanya.

Mahasiswa-mahasiswanya mulai menyadari kelelahan yang tampak di wajah Pak Arman. Beberapa dari mereka mencoba menggalang dana untuk membantu pengobatan istrinya, tetapi Pak Arman menolaknya dengan halus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun