Mohon tunggu...
Umi Alfiatul Arfik
Umi Alfiatul Arfik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Kediri

Mahasiswa Ekonomi Syariah semester 3 IAIN Kediri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjuangan Terakhir Mahasiswa

16 November 2024   05:09 Diperbarui: 16 November 2024   11:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

LANGKAH TERAKHIR


Di kampus, Rian dikenal sebagai mahasiswa yang tak kenal lelah. Meskipun selalu gagal dalam setiap kompetisi yang diikutinya, semangatnya untuk terus berjuang tak pernah padam. Dia memiliki satu tujuan: menjadi yang terbaik. Namun, dalam setiap lomba yang diikutinya, dia selalu merasa langkahnya kurang beruntung.

Lomba pertama yang diikutinya adalah lomba debat nasional. Rian yang penuh persiapan, berbicara dengan semangat, namun di babak final, timnya kalah tipis. Kecewa, namun Rian tidak menyerah. Dia mendaftar untuk lomba esai berikutnya. Sama, hasilnya tetap tidak memihak. Kali ini, dia duduk sendirian di bangku kampus, memandang kosong naskah esai yang ditulisnya berulang kali.

"Kenapa saya selalu gagal?" pikirnya, sambil menggigit pensil dengan frustrasi.

Namun, meskipun hati Rian terasa hancur, ia tidak bisa berhenti berjuang. "Gagal itu bukan akhir, ini cuma langkah," kata dirinya dalam hati. Setiap kegagalan membuatnya semakin kuat, semakin matang.

Rian kemudian mendaftar untuk lomba yang lebih besar, Lomba Kewirausahaan Mahasiswa Nasional. Berbulan-bulan dia menyiapkan proposal bisnis, berlatih presentasi, dan mencari mentor. Kali ini, semangatnya tidak surut. Tapi, lagi-lagi, dia gagal. Proposalnya tidak terpilih, dan meskipun juri memberikan pujian atas ide dan kerja kerasnya, kemenangan tetap tidak berpihak.

Satu demi satu lomba datang dan pergi. Rian terus mencoba dan mencoba. Dia gagal di lomba debat, gagal di lomba penulisan, gagal di lomba riset. Tidak ada yang tahu betapa keras perjuangannya, betapa banyak waktu yang dia habiskan untuk belajar, berlatih, dan berusaha sebaik mungkin.

Suatu hari, saat semester terakhir, ada sebuah lomba yang Rian rasa ini adalah kesempatan terakhirnya---Lomba Nasional Inovasi Mahasiswa. Lomba ini menggabungkan berbagai bidang: riset, kewirausahaan, dan inovasi teknologi. "Ini adalah lomba yang akan menentukan semuanya," pikirnya, meski hatinya merasa ragu.

Tapi kali ini, Rian tidak sendirian. Dia dibantu oleh teman-teman dekatnya yang selalu memberi semangat. Mereka berusaha bersama untuk menciptakan sebuah inovasi yang bermanfaat. Proposal yang dia buat kali ini lebih matang, lebih konkret, dan lebih terarah. Dia merasa lebih percaya diri.

Di hari pengumuman, Rian duduk dengan cemas. Bibirnya bergetar. Ketika nama timnya disebut sebagai pemenang, hatinya hampir tak percaya. Semua kekecewaan yang ia rasakan selama ini seperti lenyap seketika. Akhirnya, setelah bertahun-tahun berjuang, usahanya membuahkan hasil. Dia menang.

Namun, di balik kebahagiaannya, tubuh Rian sudah mulai lelah. Beberapa minggu terakhir, dia merasa tidak enak badan, sering kelelahan, dan kadang sesak napas. Tentu saja, dia tidak memperdulikan itu, terlalu sibuk dengan kemenangan dan persiapan untuk presentasi internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun