"Non, mau kemana? Kenapa tidak memakai seragam?" tanya bi Ijah.
"Ini bukan urusan bi Ijah!" bantah Rara.
"Entah apa yang membuat Rara berubah. Dia sekarang menjadi gadis yang tidak sopan dan sering membantah," ucap bi Ijah dalam hati.
Siang itu, teman-teman Rara di sekolah datang untuk menanyakan keadaan Rara.
Ting tong...Permisi... "Silakan masuk non, teman-teman non Rara ya?" ucap bi Ijah pada teman-teman Rara.
"Iya bi, Raranya ada?" tanya teman Rara.
"Non Rara pergi tadi pagi" jawab bi Ijah.
"Pergi? Pergi kemana bi? Kenapa dia tidak sekolah?" sahut teman Rara dengan penasaran.
"Bibi juga tidak tahu non, akhir-akhir ini non Rara jadi berubah, dia jarang di rumah," jawab bi Ijah.
Teman-teman Rara cemas dan bingung "apa yang terjadi pada Rara. Tidak biasanya dia seperti itu."
Rara kini tengah bersama teman-teman barunya. Mereka mengajak Rara untuk pergi ke diskotik. Sesampainya di lokasi Rara ikut meminum-minuman keras dan mabuk-mabukan hingga malam. Rara benar-benar berubah. Rara sama sekali tidak memikirkan resiko dari yang dilakukannya. Dia melakukan hal itu karena merasa tidak ada yang peduli padanya. Dia tidak memikirkan bahwa masih ada bi Ijah dan teman-teman sekolahnya yang sayang padanya.