#tantangan100harimenulisnovelFCÂ
No. 84. Umi SetyowatiÂ
Bab.VÂ
24 /
Sesuai janjiku kepada Wulan, aku akan mengajaknya menyaksikan atau menonton ritual petik laut di Muncar. Sebuah pantai di bagian ujung timur wilayah kabupaten Banyuwangi.Â
Hari sabtu pagi itu, kami pergi berempat, aku, Wulan, Lek Syafhi yang kebetulan sedang libur juga di akhir pekan. Dia pun pulang mengajak seorang teman kerjanya. Sama seperti aku, bermaksud mengajak teman ke acara petik laut. Kebetulan yang menyenangkan. Dengan begitu kami bisa pergi bersama-sama.Â
Berangkat dari rumah naik colt mini, tempat yang kami tuju adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI ) Muncar. Sampai di TPI, memang acara belum dimulai. Namun masyarakat dan warga nelayan terutama, telah penuh memadati area di sekitaran TPI. Orangtua dan anak-anaknya, pemuda pemudi apalagi. Karena ritual ini hanya diselenggarakan satu kali dalam setahun.Â
Di depan TPI telah disiapkan sebuah pentas yang cukup besar,telah dipasang tenda terpal untuk menahan panasnya sengatan matahari. Kalau hujan misalnya, maka pawang hujannya sudah pula siap.Â
Di depan pentas yang kira - kira setinggi 1 meter, disediakan kursi-kursi untuk para undangan. Para tamu penting dideretan terdepan adalah para pejabat setempat, pak lurah, pak camat serta stafnya, dan tentunya bapak kepala daerah atau pak bupati Banyuwangi.Â
Di samping kanan dan kiri serta belakang dari tempat tersebut, masyarakat rela berdiri demi mengikuti jalannya upacara nanti, ya termasuk kami berempat, membaur berdesakan dengan yang lain, dibawah terik matahari siang itu.Â
"Apa dulu acaranya yang kita tunggu ini mbak Yow " tanya Wulan, yang mungkin sudah mulai merasa kepanasan, berdiri di tepi jalan, berhimpitan dengan ratusan atau mungkin ribuan manusia. Semua sedang menunggu.Â