Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Wiraswasta yang suka membaca dan menulis fiksi sesekali saja.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Ramadhan dan Lebaranku di Rantau

16 Juli 2015   20:01 Diperbarui: 16 Juli 2015   20:01 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, sebulan penuh hari-hari ujian telah kujalani.
Tak sedikit godaan yang datang silih berganti.

Di awal bulan puasa, aku masih di Papua. Menjalani puasa ditengah warga yang mayoritas non muslim, bukan hal yang mudah.

Namun Iman dan kesadaran haruslah tetap terjaga. Hanya niat yang kuatlah yang akan mampu menghalau semua godaan.

Di pertengahan Ramadhan, aku dalam perjalanan pulang ke Jawa,
Dalam rencana, aku harus singgah ke Manado untuk satu urusan.
Setelahnya, barulah terbang ke Jawa. Berlebaran bersama orang tua dan sanak saudara di Malang maupun di Surabaya.

Kupilih menumpang Kapal Laut dengan pertimbanga, ongkos lebih hemat, juga waktunya masih cukup sampai di rumah menjelang hari raya.

Selama 3hari 4malam berada di tengah laut, lebih banyak duka daripada sukanya. Entah berapa ribu orang dalam kapal itu.
Yang pasti tak ada lagi celah, tempat kosong, di dalam Dek maupun di Buritan. Berjelal manusia dari bayi, anak2, muda belia dan orang tua. Sebagian besar punya niat yang sama denganku, mudik.

Dan kini, hari terakhir ramadhan, besok lebaran, dan ternyata aku tak bisa pulang, sedih....sudah pasti, namun apa daya, tak selalu kemauan sama dengan kenyataan.

Sebenarnya, lebaran di rantau, bukanlah kali ini saja kujalani.
Namun, tetap saja menyisakan rasa rindu dan pilu sendiri.

Syukurlah Ibuku bisa memahami penjelasanku. Dalam sms Beliau menulis "lakukan yang terbaik untukmu dan tetap jaga dirimu, semoga urusan lancar, serta sukses ada dalam genggaman tanganmu, doa ibu selalu mengiringi langkahmu, amin"

Duuuhhhh...Ibundaku, sungguh menyejuk kalbuku, dan pendorong semangat terbesarku.

Trimakasih Ya Allah, hamba mohon, Bundaku selalu dalam LindunganMu. Berilah satu kesempatan Ibuku untuk melihatku sukses di sisa usianya.
Amiin YRA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun