wanita dalam stereotip masyarakat yang mana masih sangat kental memegang norma-norma memang susah-susah gampang.Â
MenjadiBukan berarti norma masyarakat atau adat istiadat itu jelek, bukan, namun di era modern dengan keterbukaan informasi sekarang ini sepertinya sudah sering kita lihat bagaimana gesekan nilai-nilai antara norma-norma itu sendiri dengan prinsip kemajuan zaman yang diagung-agungkan oleh banyak orang.
Kemajuan zaman dan teknologi sedikit banyak pasti juga akan berpengaruh terhadap pola pikir seseorang karena informasi sudah terbuka lebar sehingga yang tadinya kita hidup terkungkung sekarang kita lebih open minded dalam memandang dan menyikapi hidup.Â
Sebagai orang timur kita selalu diingatkan bahwa semodern-modernnya kita, kita tetap harus berpegang teguh pada adat ketimuran kita.
Adat nenek moyang kita dan tidak meninggalkan jati diri kita, pada poin ini setuju karena itu adalah identitas dan jati diri kita sebagai sebuah bangsa. Namun kita juga tidak boleh apatis dan saklek saat datang perubahan-perubahan, lebih tepatnya kita harus bisa moderat dan seimbang dalam menyikapi semua perubahan ini.
Berbicara tentang norma, ideologi dan apapun namanya yang berkaitan dengan bagaimana masyarakat memandang seorang wanita tentu sangatlah menarik, bukan? Mengapa?Â
Karena sejarah wanita dari zaman dahulu hingga sekarang masih lekat dengan framing sebagai individu yang tidak lebih superior dari pria. Wanita lebih mudah untuk mendapatkan stigma dan labeling daripada kaum pria karena posisi wanita yang bisa dibilang cukup strategis dalam tatanan masyarakat.
Saat masih lajang, kita sebagai wanita bisa bebas melakukan apapun yang kita inginkan, bersekolah setinggi mungkin, mengejar karir, melakukan hobi dan passion dan banyak lagi hal lainnya.
Namun saat kita sudah memasuki jenjang pernikahan dan menyandang status sebagai seorang istri dan ibu, maka dunia kita pun akan berubah seketika.
Tidak sedikit yang  kita temui wanita-wanita yang dulunya mempunyai hobi dan kesukaan terhadap bidang-bidang tertentu, tiba-tiba menghilang dan vakum lama bahkan benar-benar menarik diri saat mereka sudah menikah dan mempunyai anak dengan alasan ingin fokus mengurus keluarganya, apakah salah?Â
Tentu tidak, karena ini juga adalah alasan yang sangat mulia tentunya, mendedikasikan diri untuk memastikan keberlangsungan keluarga kecil kita.Â