Mohon tunggu...
Umi Saputri
Umi Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Motivator

Mahasiswi Tadris Biologi, IAIN Metro Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Warga di Serang Harimau, Kantor Resort Polhut di Bakar di Lampung Barat, Salah Siapa?

12 Maret 2024   21:41 Diperbarui: 12 Maret 2024   21:52 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mungkin adanya pembakaran Polhut terjadi karena komunikasi yang kurang antara Polhut dan masyarakat. Bisa jadi juga karena ada kesalahpahaman antara masyarakat dan Polhut sehingga terjadilah aksi pembakaran tersebut.

Belajar untuk memposisikan diri kalian sebagai warga Lampung Barat, setidaknya jika kalian adalah korban keluarga yang dimakan Harimau? Kira-kira bagaimana rasanya?

"Pekerjaan kami disini merupakan petani, kalau kami tidak bekerja yang ada kami tidak makan." Begitulah celotehan dan kekhawatiran masyarakat.

Lagi-lagi kita emang tidak bisa menyalahkan Harimaunya tapi bukan berarti manusia yang punya akal mereka harus disalahkan. Manusia itu orang biasa yang kadang suka khilaf dan tidak luput dari salahkan?.

Manusia itu sama seperti kalian, kalau kondisinya tertekan pasti tidak bisa berfikir lebih jernih fikirannya. Dari sini saya mengambil kesimpulan: "Teruntuk kalian para netizen agar tidak menyalahkan akan tetapi saling memahami keadaan".

Apa lagi terkait dengan Harimau, seandainya Harimau bisa berbicara saja kita lebih mudah untuk menganalisis maksudnya, kenapa dia memangsa manusia?. Sayangnya mereka hanya hewan yang mustahil bisa disalahkan, karena tidak mempunyai akal pikiran.

Tapi yang jelas rantai makanan dari Harimau itu sudah mulai punah, jadi mereka memangsa apa yang ada di depan mata.

Memang kalau pertikaiannya antara hewan dan manusia itu sulit. Mengingat Harimau dilindungi dan manusia juga dilindungi. Bedanya hanya hewan tidak punya akal tapi manusia punya akal. Bahkan harga 1 Harimau begitu banyak uang, tapi untuk harga 1 nyawa manusia tidak bisa diganti dengan uang.

Jadi seharusnya antara Polhut dan warga bisa bersatu dan saling kolaborasi untuk sama-sama berdiskusi memecahkan permasalahannya dan mencari jalan keluarnya bagaimana?.

Menurut informasi dalam kurun waktu 10 tahun kebelakang, berapa kali terjadi kasus hewan itu memang melukai manusia dan harus di bandingkan juga dengan data citra satelit 10 tahun kebelakang seberapa luas pembabatan hutan di wilayah tersebut.

Nanti bisa di dapatkan hasilnya apakah hewan itu turun ke desa melukai manusia karena wilayah mereka yang semakin sempit diakibatkan karena pembabatan hutan atau bukan?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun