Tetes-tetes air masih menggenang di balik gelap
Bersembunyi di antara lembutnya pulau awan
Malu menatap jiwa penuh ratap
Enggan mencumbu daun-daun layu
Sedang ranting kering mendongak tiada lelah
Terbuka menyambut seluruh rinai
T'lah disiapkan pula secawan doa
Namun masih enggan dikau terjatuh
Haruskah tanah ujung jalan itu merayu?
Kau yang tiba, lantas mengendap dalam kubang tanpa ingin berpindah
Hingga terik menarikmu paksa ke angkasa
Tak rindukah tentang kesetiaanmu itu?
Atau tentang gelak tawa bocah desa akan sentuhmu
Senyum manja gadis pesisir karena lagumu
Desah lega penanam nyawa karena murah hatimu
Tak rindukah itu?
Dan aku ... tetap menanti di balik kaca
Seperti dulu, saat pertama kita jumpa
Akan kututurkan kisah cinta sepasang dara
Membawamu lelap hingga tiba gelap.
Aha DM
Magelang, 30 September 2018.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI