Fajar mulai menampak
Mataku terpejam erat-erat
Tangan, kaki, lumpuh
Detak berpacu menikam jantung
Peluh menetes satu-satu
Beriring bulir menyusuri pipi
Ilusi setia tiba di penghujung malam
Puing-puing mimpi berserak
Hancur mengikis waktu
Sekali, dua kali, tiga kali
Raungan itu menjelma nyata
Lagkah-langkah terhenti
Menjabarkan kelam di antara senyap
Berbuah sendu dibalik gelap
Riang tawa tak lagi bersua
Hangat jiwa dalam terluka
Separuh nyawa tak lagi berjejak
Seluruh rasa enggan berpijak
Lengkung bibir kau bawa pergi
Hingga lirih kuucap mantra
Mengemis maut datangkan sunyi
Aha DM
Magelang, 21 september 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H