Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Haruskah Melangkah

18 Desember 2024   13:20 Diperbarui: 18 Desember 2024   13:24 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lorong pintu menuju arah tanpa tujuan (Dok.Pri) 

Kata yang tertulis dalam seberkas kertas
Melukiskan kisah nyata
Teruarai bersama angin kencang
Menari terbawa bayang bayang

Lari mengejar mimpi
Meluruskan niat dalam hati
Meski di jalan terdapat duri
Seakan menusuk, memberikan tamparan diri

Ibarat jalan tanpa arah, haruskah melangkah
Diam terpaku seketika seakan membuncah
Di manakah kini berada
Bertanya pada jendela, pintu dan kursi

Mereka diam seribu bahasa tak menentu
Terus melangkah maju
Walaupun hanya seorang diri terpaku
Tersudut semangat melaju
Jumpa sesama pilu
Bersatu membaur dikepung haru
Hingar bingar menatap goresan kalbu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun