Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titian Rasa

6 September 2024   12:20 Diperbarui: 6 September 2024   13:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seiring hujan membasahi bumi
Aku menyusuri jalan di terombang-ambing diri
Hati berseteru dengan keadaan yang menyelimuti
Tentang bimbang di pagi hari

Tapi dalam kuatnya tekad
Roda terus berputar kuat
Menahan emosi yang terikat semu
Mencoba melepaskan namun tiada mampu

Hujan menyapa langkahku
Di lorong jiwa yang menyala
Tertata niat menjalani segala rupa
Tetapi ruang semu menyelinap di kalbu

Dalam derasnya air hujan itu
Membasahi jalan kehidupanku
Sederas semangat jiwa menyala
Rapal do'a memayungi tetesan rasa

Membiarkan sisa-sisa  jalan hidup yang basah
Awan yang kian merendah
Seberkas sinar mulai mengukir
Sampai lupa ada duka yang pernah mampir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun