Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyulam Benang Kehidupan

3 September 2024   15:21 Diperbarui: 3 September 2024   16:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merangkai bumbu kehidupan fana
Mengiris masa suram  yang menyapa
Menguasai diri dan mengejar mimpi
Terbungkus do'a dalam bisu penuh asa sejati

Dalam diam menyulam benang kehidupan
Kala gemuruh bersahutan
Sabar menyelinap di tengah badai
Berpayung awan kegelisahan tergadai

Bagai petir menyapa seorang diri
Mata pedih menatap langit biru penuh melodi
Beribu kata terurai dalam bahasa semu
Sentuhan makna mengiris kalbu

Berharap hujan segera reda
Walau payung sudah tak bersedia menyapa
Membiarkan jejak menjadi sebuah kisah nyata
Akan kerinduan yang terletak pada hati yang terbuka

Kebumen, 3 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun