Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pena Melukis Rona Kehidupan

30 Agustus 2024   23:41 Diperbarui: 30 Agustus 2024   23:49 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat diam bukan lagi emas
Kalimat terucap  rapi dalam tulisan panas
Bukan sekedar mencoba rasa
Tapi menenangkan bumbu isi kepala

Harus setebal piring kehidupan aslinya
Sendok menari mencari lauk misteri
Tangan memiliki prinsip sendiri
Memungut pilihan aroma tercium nyata

Seakan menusuk hidung dan angkat bicara
Getaran kehidupan yang semakin kuat
Tak mampu diam walau sesaat
Tertawa dibalik jemari yang menari dengan pena

Meronta di sembunyian kata moleknya tersaji
Namun tetap kembali pada kehidupan diri
Jiwanya meraih asa sepanjang kalbu sejati
Mencari jawab siapakah diri ini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun