Saat diam bukan lagi emas
Kalimat terucap  rapi dalam tulisan panas
Bukan sekedar mencoba rasa
Tapi menenangkan bumbu isi kepala
Harus setebal piring kehidupan aslinya
Sendok menari mencari lauk misteri
Tangan memiliki prinsip sendiri
Memungut pilihan aroma tercium nyata
Seakan menusuk hidung dan angkat bicara
Getaran kehidupan yang semakin kuat
Tak mampu diam walau sesaat
Tertawa dibalik jemari yang menari dengan pena
Meronta di sembunyian kata moleknya tersaji
Namun tetap kembali pada kehidupan diri
Jiwanya meraih asa sepanjang kalbu sejati
Mencari jawab siapakah diri ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H