Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Celah Haru Menyatu

12 Agustus 2024   23:00 Diperbarui: 13 Agustus 2024   18:57 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam kian menyentuh lalu mendekat
Angin dngin meliuk-liuk menari di balik jendela
Meraba di setiap celah tirai dengan mesra
Seakan-akan memberikan pelukan hangat
 
Pada malam yang terjaga berpesan
Tetap bertahan dalam relung sepinya
Sabar menanti jawab dengan mimpi lama
Sang surya tersenyum pada bumi tercinta

Senyuman tulus turun dari hati
Memancarkan sinar merambat ke langkah pasti
Ada asa yang terus tersimpan lembut menanti
Nama terpanggil haru menjelma mimpi

Terpampang jelas tanpa kacamata murni
Setetes rindu memeluk haru
Berbaur dengan kata terucap kaku
Panas dingin menyapa kalbu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun