Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panti Jompo Baik Hati nan Mulia, Dilema Keluarga

31 Mei 2024   21:34 Diperbarui: 1 Juni 2024   05:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Bagaimana di Lingkungan Kita?

Keberadaan panti jompo adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan jauh dari sekedar program saja. Panti jompo yang sudah ada di tengah masyarakat  membawa dilema bagi keluarga. Khususnya keluarga yang ekonomi menengah ke bawah.  Dengan adanya panti jompo maka keluarga merasa bebas dari beban yang menimpa, akan tetapi hal ini kurang tepat di Indonesia sebagai negara yang berkarakter Pancasila.

Bagi orang yang berekonomi menengah ke bawah akan lebih mengutamakan mengurus orangtua sendiri walaupun sudah lanjut usia ketimbang dititipkan di panti jompo. Hal ini keluarga akan lebih merasa bahagia dan bisa merasakan beribu pahalanya. Sebagai anak yang sholeh dan sholehah orang tua adalah yang istimewa apapun itu kondisinya.

Pengalaman Dilema Desa Saya

Sebagai orang di pedesaan khususnya, adanya panti jompo yang ditetapkan di Indonesia menjadi dilema. Daerah saya pernah ada seorang pendatang hendak mendirikan panti jompo dengan membeli lahan yang luas. Sebelum mendirikan mereka memantau terlebih dahulu lokasinya. Setelah dianggap strategis berdasarkan data dan laporan lainnya kemudian mereka datang dan minta izin ke petugas yang berwenang.

Dengan iming-iming membeli lahan harga tinggi, perekonomian masyarakat meningkat dan dalil-dalil lainnya. Petugas masyarakat tersebut kemudian tidak serta merta mengambil keputusan. Di desa saya kemudian mengadakan musyawarah untuk menjawab permintaan dari mereka akan maksud dari tujuan diadakannya panti jompo.

Hal ini menjadi dilema besar di mata masyarakat. Tanah dikuasai, lalu perekonomian masyarakat akan diubah seketika. Tidak semudah membalikkan tangan. Tentu saja masyarakat sebagian ada yang setuju dengan harga tanah yang tinggi, namun sebagian tidak setuju karena lingkungan akan berdampak ke depan.

Di sisi lain panti jompo bukanlah hal yang menyeramkan. Justru berbaik hati juga pengertian, namun untuk anak anak di Indonesia khususnya yang masih memiliki keluarga harus memperhatikan harapan orangtua. Baik orang yang lansia tua maupun menginjak lansia. Dengan memperhatikan kebutuhannya maka orang tua merasa disayangi, dirangkul dengan sepenuh hati. Seringlah diajak komunikasi kita saling tahu isi hati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun