Oleh: Umi kulsum
Seekor anak ayam kehilangan induknya
Berteriak memanggil di lorong waktu
Tak kunjung bersua memory menggila
Tangisan terus meronta
Air matanya menganak sungai
Naik turun tangga tak ada kabar jua
Lalu bergegas pergi berhati-hati
Berlari sekuat tenaga bagai angin topan
Menoreh rasa bimbang entah kemana
Kaki telah melangkah tak tahu arah
Tersesat dan tak bisa pulang
Menangis berjumpa seekor ular berbisa
Ular berbisik seram
Seolah merangkai kisah kegelapan hati
Ia hendak menerkam
Hati berdebar merinding dan mendekam
Berdiam sembunyi di balik belukar
Lirikan ular semakin menjadi
Ular menyelinap seperti perampok malam yang misterius
Anak ayam semakin panik dan berlari
Menunggu penolong datang sembari bersembunyi
Namun tak kunjung ada jawaban
Mencoba tenang dan tenang
Tak disangka induk telah pulang
Menanti anak ayam yang menghilang
Mereka berpelukan mesra
Menangis haru diiringi belaian lembut
"Ibu jangan tinggalkan aku"
Kebumen, 24 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H