Nasibku sepotong kayu bakar
Di belantara penuh liku dan liar
Hutan yang gersang  itulah rumahku
Rumah yang tanpa berjendela juga tak berpintu
Siang penat hiasi kehidupan yang menghimpit
Panas menyelimuti tubuh
Tubuh yang rapuh tak bersimpiuh
Meratapi segala rasa perih yang teramat sakit
Tubuhku diterpa angin dingin tak bertepi
Takdir memaksakan tinggal di belantara sepi
Jauh dari perhatian, sudah terlantar
Terkadang tertimpa hujan dan petir yang menyambar
Ada rasa iri memang kumemandang
Kayu yang mampu membuat asap dapur
Harus membiarkan air mata bercucur
Dada kuusap perlahan lahan
Menerima kenyataan yang malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H