Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi Menyentak Nadi

15 Mei 2024   22:10 Diperbarui: 16 Mei 2024   04:17 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Study Tour (Suara.com)

Oleh: Umi Kulsum

Tak ada yang menduga tragedi jalanya
Peristiwa  Sabtu malam
Menyisakan  pedih dan suram
Ratusan siswa mata berkaca

Kemungkinan luruh telah menaruh
Tinggal sisa sisa asa yang menyeluruh
Tak tahu,  tak mampu jadinya
Tuhan bisakah direntakanya?

Bus Trans Putra Fajar melaju gencar
Dengan kecepatan tak menentu
Tiang depan Melayu terhantam sekuat tenaga
Tragedi menyentak nadi
Seketika mata terpejam jantung berhenti

Agenda perpisahan dunia nyata
Rencana berbalik tak terhingga
Kesempatan siswa untuk tawa
Berubah kesempatan berderai air mata

Sudah tak mampu menghitung rasa
Dalam harapan tertimbun cemas
Semua  tak berdaya tinggal lemas
Jeritan tangis meronta ronta

Motor jadi saksi na'as
Ketika puluhan siswa tewas
Kengerian membisu
Berhadapan rasa pilu sendu bertalu

Kini debaran dan iringan do'a, semoga senantiasa masuk syurga
Untuk bisa diresap rasakan pahitnya,
Membasuh tangan dan cuci dahi sekenanya
Melaju degup dan saling memapah jiwa

Luka berat harap segera lewat
Riang kembali untuk negeri yang hebat
Berpisahlah sesederhana saja
Tak perlu hura hura jiwa, semoga Tuhan melindungi kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun