Oleh: Umi Kulsum
Dalam jiwa teringat sepeda
Serangan lirihmu tak pedulikan lagi
Angin menyentuh tulang pada dinginya malam
Cahaya merambat pada gelombang pekatÂ
Tercipta aura semu membisu
Dalam lorongnya kalbu
Jalur sepeda masih terus dicoba
Sempitnya haluan tak menyurutkan semangat
Biarkan gemuruh menyambar seolah tak sabar
Menanti gejolak yang hendak meledak
Tetap bertahan dan berjuang bersama mengayuh
Ingin kukayuh sepeda baru itu tapi jalan berkumuh
Tersender di dinding biru
Berdiam terpaku menanti jalur teratur
Menahan gejolak dari segala kultur
Hembusan angin menitipkan salam
Kerinduan yang menumpuk demam
Tetap bertahan dalam gejolakku
Semakin lama semakin membiru
Bertahan dalam keheningan semu
Kebumen, 14 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H