Oleh: Umi Kulsum
Awal berjumpa senyuman menebar
Pintu terbuka lebar
mengundang pelukan hangat dari luar
Hatiku terpesona memandang getar
Sungguh bagaikan rembulan
Di malam purnama
Bintang menyapa di hadapannya
Kedipan cahaya memancarkan makna
Sang mertua bercerita ada cinta yang berlabuh
Menyentuh harap membuka diri
Tetesan cerita terjadi dalam wisma tua
Bagaikan kampung seketika
ditelan panas muntahan gunung membara
Cengkrama berulah ilusi nyata
Cinta yang berjiwa besar ternoda
Dinginnya salju mencubit pipi lugu
Hingga memerah mata sendu
Tak sengaja dibuat terluka oleh kata
Mertua cambuk asmara
Hati hancur lebur diam tak berkutik
Satu tujuan telah hilang titik
Terdengar gema petir menyambar
Yang membuat diriku semakin kecil dan mengecil
Malam menghembuskan anginnya
Kutersapu harapan senja
Aku bukan benalu yang berharap pada tanaman lain
Membelah diri bagai amuba yang ditunggu
Daun pun bersedih mendengar pilu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI