Oleh: Umi Kulsum
Langit gelap berpayung awan,
Hujan akan turun berkejaran,
Gelap gulita suasana,
di jalanan nan luas basah kuyup tanpa rupa.
Menelisik kehidupan yang ada,
menghampiri ribuan masalah menimpa,
Tegar menjelma meraup segala asa,
Hempaskan kesedihan yang melekat erat.
Tak terasa hati kosong menyoroti ruang,
Terbayang semu meniti rindu,
Bayangan seberkas cahaya menghampiri,
Pagi kubuka mata sendu menyusup kalbu,
Menahan rintih dan perih membeku,
Hapuskan air mata memandang pesonamu,
Menanti jawab dalam do'a bisu,
Teruslah melangkah pasti akan dilalui.
Aku di sini mencuri waktu,
Udara pekat oleh hujan lebat,
Jalan gelap tiada tara kutemukan getir,
dalam lautan biru yang menderu haru.
Kita saksikan bersama kala itu,
Begitu duka menghampiri dalam luka,
Mencoba terima apa yang ada,
takdir mampir bertahta dalam relung jiwa.
Aku mencoba bangkit dalam lamunan kabut,
Mengingat masa silam yang terulang,
Ku abadikan dalam sanubari hidup terkenang ,
Melintas bayangan cerah dalam angan terdalam.
Kebumen, 5 Mei 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H