Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekeping Duka Seranum Duku

17 April 2024   16:06 Diperbarui: 17 April 2024   16:06 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Umi Kulsum

Duhai jiwa duka yang bermukim,
Berusahalah walau ternoda lara,
Di antara senyum dan tangis pilu,
Duku yang ditunggu berbuah duka.  


Harga tak sesuai asa yang lirih  dido'a, Berkecamuk menjelma bertangga,
Terseok seok mengolah dan menjaga,
Berjalan di titian yg penuh rintangan,
 Dilalui dengan senyuman menatap buah ranum.


Duku dan duka.

Sekeping duka mampir,
Mencemari jiwa lugas tergores keras,
Hati terluka kasih medera,
Angin berbisik duka lara diterpa harga. 

Tersenyumlah bibir merah merayumerayu, 
 Duku harapan ranum pesta pora menjelma duka.  

Tertanam rasa syukur diserak suara yang sudah mulai luntur. 

Kebumen, 17 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun