Mohon tunggu...
UMI KULSUM
UMI KULSUM Mohon Tunggu... Guru - GURU SDN 2 LOGANDU KARANGGAYAM

Saya suka bersama anak anak , senang membaca serta berharap selalu mendapat ilmu baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesabaran Membawa Kemenangan

30 Maret 2024   13:00 Diperbarui: 30 Maret 2024   13:15 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar. ilustrasi bahagia. depositphotos

Sering kali dalam hidup ini ingin menjadi menang, bahkan menjadi pemenang di antar yang lain. Bukankah hidup ini penuh lika liku yang harus di lalui dengan berbagai drama. 

Ada sebuah kisah seorang sebut saja namanya Akhun yang sedang menempuh pendidikanya di tengah keluarga yang ekonomi pas pasan. Setiap hari harus naik bis untuk menuju kampusnya, dengan ongkos secukupnya saja ia terus berusaha mencoba untuk tegar  demi masa depanya. Seiring berjalanya waktu Akhun itu  bertemu dengan orang yang sangat baik, ia dipersilahkan tinggal di rumahnya yang dekat kampusnya. Tanpa pikir lama Akhun tersebut mengambil kesempatan emas. Setelah beberapa semester berlalu , Akhun akhirnya lulus dari kuliahnya. Saat wisudapun tidak ada yang mendampinginya karena jauh dari rumahnya, pihak keluarga tidak mengantarkanya karena terkendala biaya.

 Tak lama  kemudian melanjutkan mengikuti jejak teman temanya yang lain mencoba bekerja  di suatu perusahaan di kota  yang jauh. Suatu hari Akhun itu bekerja di suatu perusahaan yang ia lamar, mendapatkan amanah untuk membantu rekanya yang sudah mahir dalam pekerjaanya, bahkan kadang disuruh membantu atasan. Akan tetapi rekan kerja ada yang tidak menyukainya. 

Dengan berbagai fitnah disampaikan kepada rekan lainya tentang kejelekan  Akhun tersebut. Fitnah yang disebar sampailah ke telinga Akhun.  Sontak ia tidak bisa menahan sedihnya, ingin sekali keluar dari tempat kerja, seketika merenungi nasib yang malng sakit hati dan penuh rasa benci pada semuanya, padahal kesalahan bukan pada wanita itu secara mutlak tapi hanya korban fitnah sesaat. Setelah mencoba menenangkan diri berdiam diri, berdo’a seraya minta bantuan dan saranya dari semuanya yang dipercaya  termasuk orang tua. Akhirnya pesan orang tua diterimanya dengan baik. Orang tua berpesan tetaplah semangat, postif thinking, jangan mudah mengambil keputusan,  serta tetaplah jadi orang yang sabar karena kesabaran akan membawa kebahagiaan. 

Sudah bertahun tahun bekerja bersama rekan yang kurang kondusif di hati dan pikiran tetap saja di jalaninya penuh dengan ketekunan. Walaupun hidupnya bergejolak. Tepatnya tahun 2023 mendapatkan undangan dari suatu perusahaan terkenal untuk mengikuti suatu acara. Dan pada akhirnya Akhun mendapatkan peluang emas untuk meraih harapan yang gemilang berpotensi menjadi  manager setelah mendapatkan berbagai seleksi.  Rasa bahagia terpancar pada wajahnya. Akhun  semakin percaya diri dan terus berkarya. 

Kita tahu bahwa garam itu asin dan tak pernah salah bila masuk dalam masakan berlebih selalu saja kena cubit meskipun tak salah. Lalu siapa yang melakukanya keslahan tersebut tidak ada lainya kecuali manusi yang senantiasa ingin bergejolak dengan emosinya. Ketahuilah gula diam tapi selalu saja kena hembusan angin pada akhirnya  gula meleleh dan hilang tanpa bekas. Sebagai manusia kita harus memperhatikan semua itu, bahwa yang diam, belum tentu salah , yang  lenyap belum tentu tak mau melawan. Mereka hanya sabar walau digoncang terpaan angin yang menghampirinya. Cabepun tak pernah nakal namun mengapa selalu kena tumbuk oleh manusia. 

Begitulah hidup , sudah berjuang menahan diri dari segala yang terjadi tetap saja kena imbasnya. Kadang kita tak berbuat salahpun ada saja orang lain yang tidak suka dengan kita. Akan tetapi apapun kondisi kita tetaplah berbuat baik kepada semua orang. Kita doakan mereka yang sering  ada dalam pikiranya mereka  Kita cukup menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus tulusnya. Mereka tak pernah lelah memikirkan kita.

Begitu juga  payung tak pernah bisa menghentikan hujan namun dengan berteduh di bawah payung kita  Namun dengan menggunakan payung kita bisa belajar berteduh tanpa kehujanan dan kebasahan. Begitu juga jika ada kesabaran dalam diri kita. Dengn sabar kita diberi kekuatan untuk menghadapi seberapa mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun