Tidak pernah ada yang benar-benar menjadi rumah
Sejatinya saat mulai mengharapkan seorang insan siapapun itu akan selalu ada kecewa. Mereka datang lalu pergi tidak ada yang pernah benar-benar duduk diam bersama kita. Mereka singgah sejenak lalu pergi entah kemana. Semua yang datang lalu pergi meninggalkan kita seorang diri.
Benarkah Tuhan menciptakan manusia berpasangan? Nyatanya tidak semua seperti itu. Ada yang menanti mati dengan kesendiriannya. Karena terlalu takut akan dahsyatnya perasaan yang indah namun suatu saat bisa saling menyakiti.
Tidak pernah ada yang benar-benar menjadi rumah
Saat pulang ke rumah yang di tuju. Tentu rumah yang nyaman dan yang pantas adalah pilihan yang pas. Tak selalu rumah yang menurut kita cocok dan layak untuk di huni. Nyatanya banyak yang memilih tetap tinggal di rumah karena keadaan dan menjadi terpaksa.
Tidak ada yang benar-benar menjadi rumah
Membayangkan bisa pulang ke rumah sesuai dengan yang di harapkan. Rumah yang membuat kita tak ingin pindah. Itu impian semua insan. Tidak banyak memang yang benar-benar menemukan rumah yang pas. Kebanyakan seperti merasa terjebak dalam situasi. Dan tidak ada yang benar-benar bisa memahami selain diri sendiri.
Setidaknya rumah itu ada dalam hati kita. Temukanlah kebahagian dalam hati kita. Itu bisa mnyelamatkan hidup kita. Berbahagialah dengan alasan kita pantas berbahagia. Waktu selalu memberi kesempatan untuk hati kita berbahagia. Mengubah luka karena di tinggalkan menjadi bahagia. Selama jantung masih berdetak selama itu pula kita pantas berbahagia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI