Untuk kondisi saat ini, kata Dadang, sabar juga mutlak diperlukan untuk mengarungi kehidupan sehari-hari, termasuk sabar dalam mengelola lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah.
Kata Dadang, orang-orang yang bekerja di lembaga milik Muhammadiyah dalam masa-masa pertama itu kesabarannya harus tinggi. Andai dia lulus, sabar, dan mencapai posisi yang baik di kemudian hari, maka seseorang itu telah menghasilkan buah dari kesabaran tersebut.
"Tidak mungkin kampus UM Bandung kita ini bisa makmur ke depan kalau para pengelolanya tidak memiliki kesabaran. Kesabaran itu diperlukan oleh kita untuk menata perguruan tinggi Muhammadiyah ini," imbuh Dadang.
Dadang mengajak sivitas UM Bandung tetap bertahan, fokus, kuat, dan serius. Dadang optimis UM Bandung suatu saat akan menjadi kampus Muhammadiyah yang besar.
"UM Bandung ini akan menjadi kampus Muhammadiyah yang besar. Karena sekarang menurut data-data, UM Bandung adalah kampus yang paling cepat pertumbuhannya di antara perguruan Muhammadiyah yang baru," tegas Dadang.
Dadang berharap UM Bandung bisa memiliki 20.000 mahasiswa seperti UM Cirebon. Bahkan, ia berharap UM Bandung bisa memiliki 40.000 mahasiswa seperti halnya Uhamka.
"Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita berkolaborasi di antara kita, di samping berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain untuk menguatkan keberadaan UM Bandung," tandas Dadang.***(FA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H