Mohon tunggu...
UM Bandung
UM Bandung Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Muhammadiyah Bandung
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sivitas UM Bandung Antusias Ikuti Tarhib Ramadhan 1445 Hijriah

4 Maret 2024   16:33 Diperbarui: 4 Maret 2024   16:40 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Promosi dan PMB UM Bandung.

Bandung - Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UM Bandung Dadang Syaripudin mengatakan bahwa sejatinya hisab bisa menggantikan rukyat (pengamatan mata), baik untuk jadwal salat, imsakiah, maupun penentuan waktu-waktu yang lainnya berdasarkan penghitungan bulan.

Dadang menyampaikan hal tersebut dalam Tarhib Ramadhan 1445 Hijriah yang berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga kampus ini pada Rabu (28/02/2024).

"Hal yang menjadi sebab hukum adalah keberadaan hilal, bukan soal keterlihatan hilal," ujar Dadang yang mengupas tema "Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan 1445 Hijriah".

Oleh karena itu, kalau hasil hisab sudah menunjukkan tanda sudah ada, lanjut Dadang, tidak perlu dicarikan lagi ketinggian hilal yang setara dengan keterlihatan.

Selain itu, tambah Dadang, sesungguhnya tidak ada kewajiban untuk taat kepada pemerintah sebagai ulim amri di Indonesia dalam hal pelaksanaan tata cara peribadatan.

"Apakah pemerintah Indonesia itu ulim amri? Betul. Namun, hanya sebatas dalam hal duniawiah. Tidak pada persoalan-persoalan agama," tegas Wakil Ketua PWM Jawa Barat ini.

Intinya, kata Dadang, sesungguhnya peribadatan salat, zakat, haji, dan ibadah lainnya, sudah diatur waktu dan ketentuannya oleh Allah SWT, termasuk juga puasa.

Tarhib Ramadhan 1445 Hijriah kali ini diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung melalui Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK).

Kegiatan ini dihadiri para wakil rektor, dekan, wakil dekan, kaprodi, sekrpodi, dosen, tenaga kependidikan (tendik), karyawan, dan sebagainya.

Mereka antusias mengikuti pengajian dari awal hingga selesai seraya ditemani kudapan tradisional khas Sunda, seperti kacang rebus, jagung rebus, getuk, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun