"Saat ini siswa dapat dengan mudah mengkases berbagai ilmu pengetahuan. Boleh jadi dalam hal pengetahuan, siswa lebih dulu tahu dari para gurunya. Peran guru bukan lagi sebagai sumber ilmu, melainkan yang memilih dan memilah pengetahuan yang benar dan baik untuk diketahui para siswanya," kata Iim.
Iim menjelaskan bahwa saingan guru pada abad 21 ini bukan lagi impor guru karena globalisasi sudah sangat tampak. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, ungkap Iim, menjadi momok baru bagi guru pada abad 21.
"Jika hanya sebatas transfer pengetahuan, AI mungkin lebih efektik. Guru harus lebih dari itu agar ruh sebagai gurunya semakin terasa. Mengajar dengan hati dan penuh kasih sayang, itu hal yang terpenting," pungkas Iim.
Dalam peringatan Hari Guru yang berlangsung khidmat ini, hadir dua orang pembicara yang ahli di bidangnya.
Pembicara pertama adalah Dekan Fakultas Agama Islam Prof Dr H Afif Muhammad MA yang mengupas pentingnya etika pendidikan bagi para guru dan murid.
Menurut Afif, pada abad 21 ini, etika Islam menjadi pekerjaan rumah besar yang harus jadi panduan bagi para guru dan murid.
Pembicara kedua adalah mantan Rektor Universitas Islam Nusantara Prof Dr H Didin Wahidin MPd yang membekali para peserta dengan trik dan tips pembelajaran pada abad 21.
Peserta kegiatan Seminar Hari Guru Nasional adalah seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam UM Bandung dan perwakilan PK IMM/HIMA/UKM se-Universitas Muhammadiyah Bandung. Lalu ada tamu undangan, panitia penyelenggara, dan mahasiswa lintas prodi di UM Bandung.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H