Mohon tunggu...
Nurul Umayah
Nurul Umayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa

Mahasiswa semester 3 program studi hubungan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Paksa Orang Kidal Menulis dengan Tangan Kanan

18 November 2022   22:20 Diperbarui: 23 November 2022   10:56 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang perempuan sedang duduk di dalam kelas dengan kepala yang tertunduk sembari menggoreskan tinta hitam diatas kertas putih dengan tangan kirinya. Beberapa kali ia mengubah posisi duduknya merasa tidak nyaman dengan kondisi disekitarnya. Bukan karena ia seorang perempuan yang introvert, tetapi ia malu dengan tatapan yang tertuju kepadanya menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa. Hal yang ia takutkan ternyata kembali terulang.

Mayah mahasiswa yang saat ini menduduki semester tiga, ia mempunyai kemampuan berbeda dari orang biasanya yang menulis dengan tangan kanan sedangkan Mayah menulis dengan tangan kirinya. Kemampuan itu sudah dimiliki sejak Mayah lahir dan mengalir begitu saja. 

Menurut sebagian orang menulis dengan tangan kiri itu bukan hal yang biasa, tetapi beberapa orang juga merasa menulis dengan tangan kiri sudah menjadi hal yang lumrah. Mayah juga mempunyai ciri khas saat sedang menulis, dengan memiringkan bukunya. Tak jarang Mayah mendapatkan tatapan nanar dari orang orang disekitarnya. Hal tersebut yang membuatnya terkadang merasa malu dan tidak percaya diri ketika harus menulis atau melakukan sesuatu dengan tangan kirinya.

Bully-an, cacian, bahkan pertanyaan sudah sering diterimanya. Ketika duduk di sekolah dasar (SD) Mayah masih tidak mengerti mengapa semua orang melakukan bully dan bertanya-bertanya dengan kemampuannya tersebut. Sampai suatu saat ketika Mayah kelas lima SD, pada saat jam pelajaran berlangsung Mayah dipanggil oleh gurunya untuk menuliskan hasil kerja tugasnya di papan tulis. 

Seketika Mayah sedang menulis dengan tangan kirinya, saat itu juga gurunya kaget dan menyuruhnya berhenti menulis, kemudian bertanya "kamu menulis dengan tangan kiri?". Mayah dengan polosnya menganggukkan kepalanya. 

Gurunya tersebut menatapnya dengan tatapan heran dan kembali bertanya kepadanya "Kamu emang nggak bisa pakai tangan kanan?". Mayah yang mendapatkan pertanyaan seperti itu hanya bisa menjawab iya.

Tidak berhenti sampai disitu gurunya kembali menghujaninya dengan beberapa pertanyaan "Kenapa bisa menulis pakai tangan kiri? Orang tua kamu nggak ngajarin nulis pakai tangan kanan? Tangan kiri itu nggak bagus, gimana nanti kalau kamu nulis di depan banyak orang?". 

Mayah yang mendengar pertanyaan dari gurunya itu tidak bisa berkutik, dengan mata yang berkaca-kaca ia berusaha membendung air matanya. Gurunya tidak sedikit pun menunjukkan rasa simpati kepadanya, ia hanya mempersilahkan Mayah untuk kembali ke tempat duduknya. Saat itu juga Mayah kembali menduduki kursinya dan membenamkan wajahnya dengan kedua tangan di atas meja.

Tidak terpikirkan oleh Mayah kata-kata seperti itu ia dapatkan dari gurunya sendiri, yang seharusnya guru adalah sosok pembimbing dan tidak membeda-bedakan muridnya. Ternyata pengalaman pahit itu ia dapatkan dari gurunya sendiri.

Sampai saat ini pun kejadian tersebut masih sangat melekat di kepalanya. Seberapa besar dan banyak Mayah berusaha untuk menghapus kejadian tersebut dari kepalanya, terus saja kejadian itu muncul terutama disaat ia bertemu dengan orang-orang baru. 

Kejadian tersebut membuatnya merasa makin tidak percaya diri disaat Mayah harus melakukan sesuatu dengan bantuan tangannya. Mayah yang awalnya sangat menyukai ketika seseorang menyuruhnya menulis dan senang ketika harus menulis di papan tulis, kini berubah tidak ada lagi rasa suka dan senang ketika Mayah harus menunjukkan kalau ia menulis dengan tangan kirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun