Mohon tunggu...
Umar Zidan
Umar Zidan Mohon Tunggu... wiraswasta -

I'm not a writer...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Denny Sabri Penggagas Rebranding Nama Artis

12 Februari 2014   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:54 1949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13922012651023922939

[caption id="attachment_322215" align="aligncenter" width="640" caption="Sumber: barainfo.blogspot.com, kompas.com, Tribun Jakarta"][/caption]

Ada ungkapan yang mengatakan “Apalah arti sebuah nama?”, ungkapan ini ternyata tidak berlaku di dunia usaha maupun di dunia artis. Nama menjadi teramat penting, secara komersial menjadi “sidik jari” yang tidak mungkin bisa diduplikasi, dan sangat perlu untuk dibuatkan hak patennya.

Beberapa tahun lalu sempat terjadi tren rebranding nama-nama perusahaan yang dibuat menjadi lebih simpel, disingkat dengan 3-4 huruf atau satu kata saja, perubahan nama paling kentara adalah dalam dunia perbankan, seperti Bank Negara Indonesia 1946 yang kini menjadi BNI’46, kemudian Bank Bumi Daya yang dimerger dengan 3 bank lain menjadi Bank Mandiri. Rebranding yang mereka lakukan tidak hanya sekedar menyingkat nama, namun gencar disosialisasikan seolah-olah sebagai nama baru, dipersiapkan dan diaplikasikan secara profesional dalam setiap aktivitas marketing perusahaan, bahkan mengganti logo-logo mereka menjadi lebih ramping dan lebih “eye catching”.

Bagaimana dengan dunia keartisan, adalah almarhum Denny Sabri sang penggagas Aktuil, majalah musik rock pertama di Indonesia yang secara jeli dan secara sengaja mengubah nama artis-artis di bawah manajemennya agar secara komersial dapat digiring untuk menjadi “a brand new rising star”.Sebelumnya siapa yang kenal Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi, berkat insting seorang Denny Sabri terbukti Raden Rara Nike Ratnadilla Kusnadi yang di-rebrand sebagai Nike Ardilla menjadi artis fenomenal di tahun ‘86–‘97. Beberapa nama lain yang berhasil di-rebranding oleh Denny Sabri selain Nike Ardilla, adalah Niki Nastiti Karya Dewi menjadi Nicky Astria, kemudian IisLidyati menjadi Lady Avisha, Rinni Chries Hartono menjadi Inka Christie

Mengapa kita katakan Denny Sabri-lah yang secara sengaja mengubah nama-nama artisnya dengan alasan penuh untuk strategi komersial, karena memang Nike Ardilla bukanlah yang pertama me-rebranding namanya. Kalau kita telusuri lebih kebelakang, sebelumnya sudah ada Koes Bersaudara yang berubah dengan nama Koes Plus dan Iwan Fals, namun keduanya tidak sepenuhnya untuk alasan komersial. Koes Plus misalnya lebih karena pertimbangan masuknya almarhum Murry, kemudian Virgiawan Listanto dengan branding Iwan Fals yang mungkin hanya untuk menyingkat namanya, atau panggilan akrab teman-teman dekatnya atau mungkin lebih karena julukan penggemar-penggemarnya.

Rebranding nama, khususnya dunia keartisan memiliki peranan sangat penting untuk mendongkrak popularitas baik artis baru maupun artis lama, artis baru semisal Fatin Shidqia Lubis cukup dengan FatinSL atau seniornya Agnes Monica yang mengubah “branded”nya menjadi AgnezMo, namun rebranding ini seharusnya tidak boleh dilakukan asal-asalan,harus dilakukan secara “whole package” seperti yang pernah dilakukan oleh Denny Sabri, tidak cukup hanya sekedar mengganti nama, selain mengembangkan sikap profesional si artis itu sendiri juga dibutuhkan network yang mencakup segala sisi industri musik, mulai dari manajemen internal,pencipta lagu, pihak recording dan tentunya media-media baik media cetak maupun media elektronik, beruntungDenny Sabri pada saat itu memiliki nama besar yang cukup disegani di dunia media informasi.

Namun sayangnya saat ini banyak manajemen artis yang me-rebranding artisnya lebih menebar sensasi ketimbang meningkatkan profesionalisme, entah karena memang tuntutan masyarakat atau justru masyarakat yang dibimbing agar lebih menyukai sensasi, tidak perlu telaah dalam-dalam lihat saja nama-nama Goyang Itik, Goyang Macan, Goyang Bebek, Goyang Oplosan, walhasil masyarakat memang digiring untuk selalu menuntut sensasi, Yuk Keep Sensasi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun