Awal tahun 2024, ada sebagian kecil wilayah Provinsi Lampung yang dihebohkan dengan keluarnya Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Harimau Sumatera merupakan subspecies harimau terkecil di seluruh dunia. Ukurannya yang kecil, memudahkan untuk menjelajahi hutan. Pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018, Harimau Sumatera termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan Harimau Sumatera sebagai hewan yang sangat terancam punah (critically endangered).
Keunikan Harimau Sumatera adalah dapat memanjat pohon dan memiliki kemampuan berenang. Harimau Sumatera jantan memiliki berat 140 kg, sedangkan betina memiliki berat 90 kg. Dahulu, Harimau Sumatera ini hidup di hutan primer dan sekunder Sumatera, Jawa, dan Bali. Namun, tingkat perburuan dan perdagangan satwa ini sangat tinggi. Kini mereka hanya tersisa di Sumatera dan jumlahnya pun semakin sedikit.
Konflik antara harimau dengan manusia dan hewan ternak sudah sering terjadi. Hal tersebut disebabkan oleh :
a. Keterbatasan sumber makanan
- Tingkat perburuan babi hutan dan rusa yang kerap dilakukan manusia berkontribusi merusak sistem rantai makanan di dalam hutan. Dalam 1 tahun, Harimau Sumatera membutuhkan 50 ekor babi hutan sebagai makanannya.
b. Adanya persaingan wilayah antara kelompok harimau dewasa
- Persaingan wilayah dapat terjadi disebabkan kepadatan harimau yang tinggi di suatu wilayah karena adanya persaingan sumber daya dan peluang kawin yang lebih besar.
c. Terganggunya habitat harimau karena aktivitas manusia yang semakin masuk dalam wilayah jelajah harimau.
- Kawasan hutan yang rusak akibat perladangan, perkebunan, maupun pertambangan akan mempersempit daerah buruan harimau. Karena itu, terkadang ada harimau kehilangan orientasi dan masuk mendekati perkampungan.
Melansir Restorasi Ekosistem Riau, berbeda dengan apa yang banyak diyakini, harimau lebih suka menghindari manusia alih-alih menyerangnya. Harimau Sumatera adalah makhluk yang soliter/ penyendiri, dan diketahui sangat protektif terhadap wilayah mereka. Serangan harimau terhadap manusia bisa terjadi karena satwa ini merasa diserang, seperti misalnya bila harimau betina berupaya melindungi anak-anaknya, atau adanya perubahan perilaku karena harimau tengah sakit, tidak sehat, atau menua.
Dengan demikian, ketika ada konflik satwa dan manusia, maka kondisi yang ada sudah sangat serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H