Mohon tunggu...
Umar wala
Umar wala Mohon Tunggu... Politisi - Tehoru

Pantaskanlah Dan Aku Pasti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

74 Tahun Kecamatan Seram Utara Dalam Ambang Keterbelakangan

1 Mei 2020   23:29 Diperbarui: 2 Mei 2020   00:28 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Utoyo Usaman Pelu

Sejak kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) direbut oleh kelompok juang kala itu. Pada prinsipnya hak untuk menentukan nasib sendiri dan bebas dari penjajahan di dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan prinsip kemanusiaan dan prinsip keadilan.

Setelah mendapat mandat tersebut, sistem kenegaraan kemudian dimanejemenisasi oleh founding fathers dan mothers bangsa. Sehingga bangsa dan negara dapat menciptakan lahan subur untuk berbagai pertumbuhan yang mensejaterahkan Rakyat Indonesia.


Sejak presiden pertama, sang proklamator kita, Soekarno hingga presiden Joko Widodo, Masyarakat Seram utara, di Kabupaten Maluku Tengah belum sedikit pun menikmati infrastruktur listrik yang signifikan dan memadai.

Presiden Jokowi telah meluncurkan program 35.000 mega watt listrik di seluruh Indonesia, tentu ini merupakan bentuk responsif pemerintah Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi terbarukan kita yang sejak lama belum terealisasi dengan baik.

Bahkan Pak Jokowi pun Optimis terhadap Infrastruktur Ketenaga listrikan kita. Kalau Maluku sebagai sumber perekonomian berbasis rempah-rempah, lantas kenapa Seram Utara sebagai dapur Kabupaten Maluku Tengah, masih minimalis merasakan  proteksi pemerintah.

Belum lagi gubernur Maluku, Bapak Murad Ismail telah berjanji akan memasukan listrik di Kepulauan Maluku Hingga ke pelosok Desa. Itu artinya Seram Utara ( Wahai dan beberapa desa sekitarnya) akan terakomodir dari janji tersebut, tutur Utoyo Usman Pelu sebagai Mahasiswa Yang berasal Dari Seram Utara.

Namun dibalik pernyataan keras itu, nihil hasilnya alias omong kosong. Masyarakat  Seram Utara pernah mendatangi gedung PT PLN di Masohi, mereka menuntut untuk kemudian listrik adalah hal urgen yang paling dibutuhkan. Karena bagi mereka listrik merupakan kebutuhan dasar yang sulit mendarat di daerah itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun