Mohon tunggu...
Umarul faruq
Umarul faruq Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Tetap tegakan agama allah!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Haram secara Mutlak

3 Januari 2020   16:09 Diperbarui: 3 Januari 2020   16:31 4693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata "zhulmun" () secara harfiah berarti "kezaliman, perbuatan aniaya, dan perbuatan yang merugikan orang lain." Segala perbuatan yang merugikan orang lain disebut kezaliman (). Orang yang melakukan kezaliman (perbuatan zhulmun), melakukan perbuatan yang merugikan orang lain disebut "zhalim" (). Perbuatan apa saja yang merugikan orang lain disebut zhulmun. Zhulmun yang paling besar adalah syirik (menyekutukan Allah).

Perbuatan kezaliman adalah perbuatan yang dilarang (yang diharamkan) oleh Allah secara mutlak. Larangan untuk melakuka perbuatan merugikan orang lain itu disebutkan oleh Allah di dalam banyak ayat di dalam Al-Qur'an, dan ditegaskan pula dalam beberapa hadis qudsi yang disampaikan kepada Rasulullah saw. Di antara hadis qudsi di mana Allah mengharamkan kezaliman itu adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang bersumber dari Abu Dzar al-Ghifariy.

Dari Abu Dzarr, dari Nabi Muhammad saw., dalam sebuah riwayat yang diterimanya dari Allah swt, di mana Allah swt berfirman: "Sesungguhnya Aku telah mengharamkan atas diri-Ku perbuatan zhulm (yang merugikan makhluk-Ku), dan Aku telah mengharkannya pula atas semua hamba-hamba-Ku. Oleh sebab itu, jangan hamba-hamba-Ku saling menzalimin antara satu dengan yang lain. Setiap manusia pasti melakukan kesalahan pada malam atau siang hari, kemudian mereka memohon ampun kepada-Ku, maka pasti Aku mengampunkan semua dosanya, dan Aku tidak perduli (berapa pun dosa yang dilakukannya). HR. Abu Dawud.

Ketahuilah bahwa area (lapangan) untuk berbuat aniaya itu begitu banyak, karena dimensi kehidupan manusia begitu banyak pula. Setiap manusia hidup dalam 4 dimensi pokok dan selalu berhubungan dengan dimensi-dimensi itu. Keempat dimensi itu adalah 1) dimensi dengan diri sendiri, 2) dimensi dengan orang lain, 3) dimensi dengan hewan/binatang, 4) dimensi dengan alam/lingkungan hidup, dan 5) dimensi dengan Tuhan.

Manusia bisa saja melakukan perbuatan kezaliman terhadap empat dimensi itu. Boleh jadi dia berbuat zalim terhadap dirinya sendiri, bisa jadi terhadap orang lain, bisa terhadap hewan/binatang, bisa jadi terhadap alam dan lingkungan kehidupannya, atau bisa jadi terhadap Tuhan. Bahkan, boleh jadi seorang manusia melakukan perbuatan kezaliman terhadap empat dimensi itu sekaligus.

Pernahkah Anda merasa, lalu Anda tidak mau makan, atau menahan diri untuk tidak makan. Kalau itu yang Anda lakukan, maka Anda telah melakukan perbuatan kezaliman terhadap diri Anda sendiri. Kalau Anda memakan suatu makanan tyang tidak cocok dengan kesehatan Anda, lalu Anda sakit karenanya, maka Anda telah berbuat kezaliman terhadap diri Anda sendiri. Kalau suatu saat Anda sakit, dan Anda tidak mau berobat untuk kesembuhan penyakitnya, maka Anda ketika itu sebenarnya telah melakukan perbuatan kezaliman terhadap diri Anda. Semua perbuatan ini merugikan diri Anda. Segala perbuatan yang merugikan itulah yang disebut zhulmun (), perbuatan kezaliman, perbuatan yang merugikan.

Bagaimana dengan dimensi yang lain untuk diri Anda. Silakan hitung sendiri dan periksa sendiri. Kalau Anda sudah melakukan perbuatan yang merugikan dimensi-dimensi yang lain, baik perbuatan itu kecil maupun besar, maka Anda sudah melakukan perbuatan kezaliman.

Allah swt sendiri, dengan kekuasaan-Nya Yang Mahakuasa (tidak terbatas), tidak akan pernah berbuat zalim terhadap seluruh hamba-Nya. Allah Maha Pemurah terhadap semua hamba-Nya, yang beriman kepada-Nya maupun yang kafir terhadap-Nya. Cobalah lihat, kemurahan Allah yang tertuang di dalam sebuah hadis qudsi yang menyatakan: 

"Jika seorang hamba-Ku ingin (berniat) melakukan suatu kebaikan, lalu niatnya itu tidak terwujud, maka Aku berikan satu pahala. Jika dia mewujdukan niatnya itu maka aku memberikan 10 pahala." Jadi dia mendapatkan 11 pahala. "Jika hambaku berniat melakukan suatu kejahatan, lalu niatnya tidak terwujud, maka Aku tidak mencatatnya sebagai sebuah dosa. Jika niat jahatnya itu terwujud, maka Ku-cacat untuk satu dosa." Allah tidak akan pernah berbuat zalim, yang merugikan hamba-hamba-Nya.

Semoga tasuhsiyah ini bermanfaat bagi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun