Mohon tunggu...
Jumardi Salam
Jumardi Salam Mohon Tunggu... -

Ingin bermanfaat bagi orang lain. just it

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kidal Itu Kreatif

28 November 2013   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ada saja yang kebingungan ketika melihat saya menulis memakai tangan kiri (kidal). Barangkali mereka berfikir kalau segala sesuatu yang saya lakukan hanya mengandalkan tangan kidal atau cenderung menggunakan tubuh bagian kiri. Saya katakan, tidak demikian. Tentu tangan kanan saya memiliki fungsi sendiri dan itu sifatnya lumrah seperti makan, bersalaman dan lain sebagainya.

Ada penelitian menarik yang dilakukan oleh dr. Alan Searleman dari St. Lawrence Univercity di New York, yang saya kutip dari situs Intisari-online.com. Katanya, kecerdasan bawaan (keturunan) berasal dari anak-anak kidal.

Persentase anak kidal yang memiliki intelegent quotient (IQ) lebih dari 140 lebih banyak dibandingkan anak non-kidal. Selain itu, kemampuannya dalam memecahkan masalah juga lebih baik dibandingkan anak nonkidal. Anak kidal juga memiliki kelebihan dalam kemampuan berpikirnya.

Mereka mampu berpikir secara holisitik saat dihadapkan pada banyak pekerjaan. Temuan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nick Cherbuin, neurolog dari Australian National University. Cherbuin menemukan bahwa orang kidal lebih mampu memainkan permainan multitasking dibandingkan orang nonkidal (Intisari.

Presepsi lainnya mengatakan bahwa orang yang menulis menggunakan tangan kidal itu orang yang kreatif dan cenderung lebih pintar daripada orang yang menulis menggunakan tangan kanan (Guardian UK). Mengapa? “lihat saja orang-orang hebat seperti Elbert Einsten, L. Messi, Barack Obama dan Bill Gates. Mereka besar karena pandai menggunakan tubuh bagian kiri” kira-kira itulah contoh yang dapat memperkuat hasil penelitian yang menarik mengenai tangan kidal.

Alasan lainnya mengungkapkan bahwasanya orang kidal itu pandai dalam hal gambar menggambar atau melukis. Nah, tiba-tiba saja alasan kali ini mengingatkan saya tentang kejadian beberapa tahun yang lalu.

Ceritanya begini, Waktu itu saya pernah juara 2 dalam lomba melukis ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Namun saya tak tahu pasti mengapa saya bisa menjadi salah satu yang terbaik di masa itu, padahal saya menggambar sesuatu yang sangatlah tidak layak sebenarnya (baru tahu akhir-akhir ini).

Saya melukis gunung kembar, kemudian disebelah kanan ada jalan aspal yang ada mobilnya. Disekeliling jalanan tersebut, ada sawahnya dan juga disertai rumah-rumah kecil. Tak ketinggalan juga matahari bersinar diantara gunung kembar itu, serta burung-burung yang terbang diantara gumpalan-gumpalan awan. Nah, seperti itulah kira-kira lukisan yang saya ikut sertakan. Saya yakin rekan sekalian perna menggambar apa yang telah saya uraikan barusan. Kreatif?

Sangat sulit tuk saya katakan kreatif, barangkali rekan sekalian juga sepakan akan kata itu. Tak heran jika di berbagai media massa mapun cetak menuturkan istilah baru yaitu “gunung kembar merupakan suatu lukisan yang legendaris” dalam artian siapa yang gemar menggambar lukisan seperti itu, tentu si penggambar akan memiliki sifat yang serba monoton.

Saya bersyukur kehadiran Play Group (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia yang semakin hari semakin banyak saja, dengan metode pembelajaran yang mantap dan kreatif, karena sesungguhnya manusia yang cerdas itu adalah manusia yang semasa kecilnya sudah ditanamkan pondasi atau nilai-nilai yang berpotensi menjadikan anak-anak tersebut sebagai manusia yang unggul. Namun itu semua berlaku atau berjalan dengan mulus ketika seseorang masih berusia dini peran orang tua, guru dan lingkungan  mendukung perkembangan anak tersebut.

Sebagai penutup tulisan ini, saya ingin mengatakan bahwa orang yang berjiwa kreatif itu tergantung pada orang yang pandai mengolah segala sesuatunya menjadi menarik. Orang kidal belum tentu kreatif dan orang kanan belum tentu juga kreatif. Namun, seperti yang saya katakan tadi bahwa semua bisa menjadi kreatif asalkan pandai-pandai mengolah sesuatu menjadi bernilai lebih.

Jumardi Salam

Samarinda, 28 Oktober 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun