Tiada yang memahami kondisi keuangan kecuali individu yang memegang uang itu sendiri, maka kita sebagai pelaku keuangan harus begitu faham secara rasional apa yang kita butuhkan dan inginkan. Catat segala pemasukan, kemudian pertimbangkan apa saja kebutuhan yang akan dibeli misal dalam sebulan, lalu anggarkan maksimum pengeluaran dalam sebulan.
Bagaimana dengan kebutuhan mendadak? Di situ justru gunanya anggaran, dengan kita membagi secara proporsional anggaran misal yang untuk dipakai dan yang untuk ditabung, memudahkan kita untuk menjaga, senantiasa tahu, dan memonitor arus keuangan kita, ini memudahkan kita dalam menabung yang dimana salah satu fungsinya ialah dipakai dalam keadaan darurat.
Faktor Psikologis Umum yang Mempengaruhi Keuangan
Banyak yang terlena ketika banyak uang, seperti ilusi wortel yang digantung di depan keledai, keledai akan terus mengejar wortel yang tidak akan pernah ia dapatkan. Semakin besar uang yang dipunya, semakin tinggi ilusi dan imajinasi manusia dalam berkeinginan, ini salah satu sebab utama kebocoran besar terjadi dalam manajemen keuangan yang kemudian menyesal belakangan.
Rezeki memang sudah diatur, tapi bukan berarti kita begitu saja bablas menggunakan rezeki yang telah diberi. Justru karena kita tidak tahu seberapa besar rezeki kita di kemudian hari lah yang seharusnya membuat kita waspada dalam mengelolanya. Mati pun sudah ditentukan, namun bukan berarti kita bisa selonjoran di tengah jalan tol yang tengah ramai dengan alasan tersebut bukan?.
Banyak juga terlalu tergesa - gesa dan terlalu takut, membeli hal - hal diluar kebutuhan untuk menjaga segala secara terburu - buru. Hal itu memang bagus, namun harus juga disesuaikan dengan besarnya pemasukan yang diperoleh agar tidak timpang.
Banyak orang yang langsung begitu saja habiskan uangnya misal untuk beli properti atau invest lalu disisakan hanya sedikit atau bahkan tidak sama sekali karena ingin aman secara finansial, padahal dia sendiri tidak tahu secara pasti masalah apa yang akan terjadi suatu hari nanti, bagaimana jika ia tidak punya cash disaat darurat sedang kasnya lebih dahulu terkuras memenuhi ketakutannya? Amsyong jadinya kan.
Tidak Semua Orang Kondisinya Serupa
Kembali lagi, saran saya ini boleh jadi memang tidak tepat untuk semua kalangan dan bersifat dinamis menyesuaikan zaman. Inti daripada tulisan saya ini pun hanyalah berupa saran yang tidak wajib diikuti oleh para pembaca yang budiman. Tulisan ini didasari oleh pengalaman seorang anak zaman yang tidak sungkan untuk berbagi sedikit ilmu dan wawasan.
Tulisan ini sangat terbuka untuk dikoreksi dan semoga bermanfaat.
Sumber: Buku Richdad Poor Dad - Robert Kiyosaki dan pengalaman pribadi.