Mohon tunggu...
Umar Hapsoro
Umar Hapsoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bosan jadi pegawai, lantas berwirausaha. Senang baca, dan suka juga nulis, tapi kadang2. ~ "Pengetahuan tidaklah cukup, ..... karenanya kita hrs mengamalkannya. Niat saja tidaklah cukup, untuk itu kita harus melakukannya."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Kaki Lima di Koalisi dan Reshuffle

8 Maret 2011   12:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini banyak pakar, atau yang merasa diri tokoh membahas isu soal 'Koalisi & Reshuffle'. Rakyat lelah mendengarnya, sampai-sampai di warung kopi pun, para pedagang asongan, tukang ojek, dan tukang nasi mengomentari,... "halah, .. paling-paling mereka ha..ha..ha..he..he..he.. lagi, terus ngomong deh muter-muter kagak karuan, buat bodoh-bodohin kita-kita (baca: orang-orang kecil)"..

Sayapun jadi berpikir,... ternyata lebih cerdas pedagang asongan, tukang ojek, dan orang-orang kecil ya.... Mereka lebih bisa menebak, bagaimana endingnya 'gonjang ganjing politik kaki lima' yg dipertontonkan oleh para 'penguasa yang berkuasa, dan penguasa yang pengusaha'...

Dalam menghadapi masalah sering kali kita dituntut untuk memutar otak, namun kadangkala kita terlalu memaksakan diri untuk mencari penyelesaian sehingga kita melewatkan fakta2 yang sangat sederhana, .... padahal bisa jadi, ... logika sederhana lebih diperlukan daripada jawaban yang berbelit-belit dan terdengar rumit. 

“Mereka lempar rakyat dalam gelap, menyandera berita, merampas cahayanya dan menindas pikiran sampai di luar batas demi KUASA.”

Itulah 'politik' bung, ... "Siapa dapat apa, kapan, dan bagaimana".. 

Oscar Wilde bilang “I adore political parties. They are the only place left to us where people don’t talk politics”. ..

Jadi, tidak perlu lah ngomong soal moralitas dan sebagainya. Kalau maksudnya mau memberi pendidikkan kepada rakyat tentang etika politik, ta’at UU, patuh pada peraturan (Konstitusi),.. ya jangan berlindung dibelakang jargon moralitas, tata nilai, etika, dan sebagainya. Kalau dipaksakan juga mau bicara soal moralitas, tata nilai dan sebagainya, sebaiknya dilakukan di acara keagamaan saja deh, sekalian pembekalan rohani dan menanamkan budaya malu, ….. atau sebelum mendengungkan moralitas, sebaiknya kita landasi dulu dengan budaya malu dalam berpolitik yang tidak harus selalu berujung pada kekuasaan pragmatis, kerena rasa malu itu kan sebagian dari 'iman'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun