Mohon tunggu...
Umar Hapsoro
Umar Hapsoro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bosan jadi pegawai, lantas berwirausaha. Senang baca, dan suka juga nulis, tapi kadang2. ~ "Pengetahuan tidaklah cukup, ..... karenanya kita hrs mengamalkannya. Niat saja tidaklah cukup, untuk itu kita harus melakukannya."

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Isu Gayus Ketemu Ical - Sah Saja

15 November 2010   21:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289857231442005676

Isu pertemuan Gayus Tambunan dan Abu Rizal Bakrie (Ical) di Bali -- "sah saja," karena mereka memang punya keterhubungan. Di fakta persidangan Gayus  juga disebut, bahwa grup usaha Bakrie ikut memberi uang kepada Gayus, begitu ungkap politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang. (detiknews, 14/11/2010) "Dari persidangan-persidangan, terungkap bagaimana sepak terjang Gayus sebagai pegawai pajak melakukan permainan dengan pengusaha. Ini bukan fitnah loh, karena di persidangan. Dan dipersidangan itu disebut grup usaha Bakrie memberi uang, untuk diperkecil dari yang sebenarnya," imbuh salah seorang pendiri Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) ini. MKGR adalah organisasi sayap Partai Golkar. Kisah ini pun pernah di ungkap oleh Majalah Tempo, (7/6/2010) "Dari Bumi Mengalir Jauh." Menanggapi isu pertemuan tersebut, Ical membantah. "Kalau mau ketemu sama Gayus kenapa mesti di Bali." Bantahan itu juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Idrus Marham, ketika mendampingi Aburizal di acara Focus Group Discussion Partai Golkar, di Empire Palace Surabaya, Kamis 11 November 2010. "Dianggap serangan atau tidak silahkan, kami tidak akan tanggapi," katanya. Menghadapi masalah ini, partainya berharap seluruh kadernya di Komisi III DPR yang menangani masalah hukum, untuk segera mengambil sikap dengan memanggil seluruh pihak yang bisa menjelaskan isu ini, termasuk memanggil Kepala Kepolisian RI. Kabar tak sedap tersebut dinilai sebagai upaya untuk memojokkan Aburizal. "Karenanya cukup beralasan jika kader partai Golkar curiga bahwa kasus 'Gayus Pelesiran' merupakan rekayasa pihak tertentu untuk membidik Partai Golkar," kata Wakil Bendahara Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, Minggu (13/11/2010). Kepada INILAH.COM, Idrus enggan menjawab soal benar dan tidaknya kepergian Ical ke Bali untuk menemui Gayus. "Persoalan Gayus sudah tuntas lah kalau kita jawab. Tetapi biar aja orang-orang (mempertanyakan)," katanya sambil tertawa lepas. Ia merasa tidak perlu menjawab pertanyaan seputar pertemuan Ical di Bali, karena hal itu dianggap di luar konteks. "Jadi pertanyaannya di luar konteks," tukasnya. Namun, Idrus prihatin dengan isu-isu negatif yang cenderung mengarah pada fitnah. "Kita sangat prihatin terhadap isu-isu yang kualitas beritanya tidak rasional. Kalau negara ini dikelola dengan isu-isu semacam ini sangat berbahaya, karena negara dibangun beradasarkan fitnah dan manipulasi isu," tukasnya. Idrus mengaku lebih tertarik merespons isu yang lebih produktif. "Isu semacam itu untuk apa kita tanggapi. Kita mau tanggapi isu yang berkualitas dan rasional serta produktif. Isu pertemuan itu tidak produktif," katanya. Jadi kepengen tau nih bos, yang dimaksud dengan "isu yang berkualitas dan rasional serta produktif," itu seperti apa sih? Berikan dong contoh-contohnya. Or let me guess, ... like "Bank Century" perhaps?.... Begitulah yang namanya 'isu', selalu muncul dengan berita yang menghentak-hentak publik. Contohnya, informasi yang beredar di kalangan wartawan. Disebutkan "Seorang wartawan dari media televisi berinisial K menjadi perantara pertemuan Gayus dengan Ical." Namun hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah isu yang berhembus dikalangan wartawan itu benar adanya atau tidak? (TribunNews, 15/11/2010)  Disisi lain, Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo menuai pujian. Langkah tegas Mabes Polri yang dengan cepat menetapkan sembilan personilnya sebagai tersangka penerima suap dari Gayus dinilai bentuk perubahan kinerja polri. Staf pengajar di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Achmad Ali, menilai, dengan langkah pemecatan sembilan personil kepolisian itu, Timur terbukti sudah berusaha membersihkan institusi yang dia pimpin. "Kapolri harus diakui sudah tegas. Sudah melakukan pemecatan, tapi harus dilanjutkan ke proses pidananya," ujar Achmad Ali saat hadir sebagai pembicara diskusi bertema "Jaksa Agung dalam Kandungan" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (13/11). Pujian juga disampaikan anggota Komisi III DPR, Martin Hutabarat (Fraksi Partai Gerindra), yang juga hadir sebagai pembicara diskusi mingguan itu. "Kapolri tak banyak bicara, tapi langsung bertindak. Semoga dia konsisten sehingga terus ada perubahan." Jadi, isu pertemuan Gayus dengan Ical -- "Sah-sah saja."  Sah menangkis tudingan itu. Sah membuat geram petinggi Golkar, termasuk sah  juga memuji gebrakan pertama (ketegasan) dari Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo. Tentunya, sah juga dong untuk merangkai berita-berita tersebut menjadi tulisan seperti ini.... halah. Sumber gambar : dari sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun