Mohon tunggu...
Umar Avicena
Umar Avicena Mohon Tunggu... Freelancer - Communication Science

Suka nulis, suka olahraga, suka makan, suka cerita, dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Gadis Kumari, Tradisi Menyembah Dewi Hidup dari Nepal

17 Oktober 2023   10:39 Diperbarui: 17 Oktober 2023   10:47 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: procaffenation.com

JAKARTA, 17 Oktober 2023 - Kumari berasal dari bahasa Tamil yang memiliki arti yaitu gadis yang belum memasuki masa pubertas atau gadis praremaja. Kumari merupakan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Nepal. Gadis itu dipercaya menjadi sosok inkarnasi Dewa Telaju dan perwujudan Dewi Durga.

Proses pencarian sosok Kumari atau Sang Dewi Hidup memerlukan proses yang sangat komplikatif. Kumari akan dipilih oleh 5 senior Buddha Bajracharya, imam kerajaan, imam Taleju dan astrolog kerajaan. Karakteristik dasar yang harus dimiliki oleh Kumari yaitu sehat, tidak memiliki luka dan bekas luka, tidak cacat, memiliki gigi yang utuh, dan belum melewati fase menstruasi.

Setelah karakteristik dasar di atas, para calon Kumari akan diperiksa lebih lanjut dengan syarat harus memenuhi 32 kesempurnaan tubuh atau dikenal dengan istilah Battis Lakshan. Kumari juga tidak boleh takut darah dan manusia bertopeng.

Kumari akan tinggal di Kumari Ghar yang merupakan bangunan kuil dengan fasilitas yang jauh dari perkembangan teknologi. Kumari hanya boleh meninggalkan kuil istananya untuk kebutuhan persembahan dan upacara adat. Anggota keluarga gadis Kumari tidak boleh terlalu sering berinteraksi dengannya dan harus bersikap formal.

Kumari memiliki pakaian dan riasan khusus dari kuil. Kumari menggunakan pakaian berwarna merah, rambut diikat menjambul, dan lukisan berbentuk api di dahi. Kumari tidak boleh menyentuhkan kaki di tanah sehingga harus digendong atau diangkat dengan tandu emas.

Sumber: omgnepal.com
Sumber: omgnepal.com
Kumari tidak boleh mengeluarkan darah dari tubuhnya karena dianggap akan menghilangkan kemurnian Dewa Telaju. Maka dari itu, perempuan yang sudah mengalami menstruasi tidak dapat menjadi Kumari.

Kumari memiliki waktu atau jadwal kunjungan khusus untuk masyarakat yang ingin berkunjung dan berdoa. Setiap tindakan berupa gerakan, tawa, tangisan, dan suara Kumari dinilai dapat menafsirkan keberuntungan atau takdir para pengunjungnya.

Masyarakat Nepal menganut kepercayaan agama Buddha dan Hindu yang sangat kental. Oleh karena itu, Kumari memiliki peran penting dalam keyakinan hidup mereka. Bahkan para pejabat Nepal tidak jarang mengunjungi Kumari terlebih dahulu sebelum membuat kebijakan agar mendapatkan petunjuk dan keberkahan.

Namun, tradisi Kumari ini sempat dinilai tidak sesuai dengan HAM karena memasuki ranah eksploitasi anak. Sehingga pemerintah Nepal membuat kebijakan baru untuk mewajibkan adanya pendidikan di dalam kuil Kumari dan memberikan tunjangan hidup bagi para mantan Kumari. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun