Kursi goyang melambai menawarkan kenyamanan
Tik-tak-tik-tak, suara kursi goyang membawa ku dalam lamunan
Jauh sungguh jauh, isi kepala merayap mencari jawaban
Kemana perginya cita-cita yang sewaktu kecil lantang terucap tanpa perlawanan
Aku mau jadi pengacara, ucapku pada siapa pun yang bertanya
Hingga di bangku ke duabelas Aku sekolah, semua makhluk di Bumi seperti tertawa
Hay anak kecil lihatlah dirimu,
Tepuk pipimu bangunlah dari mimpi, Kau sepertinya lupa berkaca
Suara suara itu datang tanpa di undang
Kaca mana kaca, ku pandangi diriku resap resap sembari menepuk kencang
ah,sakit. itu artinya Aku sadar bahwa diriku sedang di cibir banyak orang
Tak mengapa anak kecil, bukan kah mereka tidak punya hak untuk menentukan takdir hidup seseorang
Aku tahu, Aku banyak kekurangan
Mulai dari level ekonomi yang bawahan
Sampai status diri yang menimbulkan seribu pertanyaan
Apakah Aku terlambat ?
Tidak, seseorang memeluk Aku dari belakang dan berkata
"Kau masih ada harapan, dan Aku akan menemani mu hingga di puncak kejayaan"
*28-Februari-2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H