Bicaralah, jangan kau tahan
Apapun itu, aku akan dengarkan
Aku tahu kau menyimpan banyak kegundahan
Yang terlalu lama kau endapkan dalam fikiran
Tak ada lagi celah yang terlewatkan
Semuanya kau cacah habis dengan sekali teriakan
Kau bilang "kau ini sungguh keterlaluan, apa kau tahu aku sesak dengan kerinduan"
Seketika ilalang pun tunduk, memberikan salam tanda persetujuan
Aku tahu,
Kepulanganku kali ini akan menuai kemarahan
Sebab kau sudah letih merawat rindu sendirian
Setiap hari kau katakan "Jangan lagi pulang jika hanya membuat aku semakin kesakitan"
Aku semakin yakin bahwa rindu kali ini butuh sentuhan
Aku atau kau yang duluan maju, lalu kita saling bertatapan
Diantara langit dan bumi yang sedang menyaksikan
Angin yang sedang hilir mudik ikut mengabadikan
Kau dan aku sama sama betah dalam hangatnya pelukan
Tanda tanda rindu itu selalu sulit untuk dijelaskan
Titik temu rindu itupun lebih sulit untuk ditentukan
Selalu berjumpa tetap saja rindu, tidak berjumpa rindu tertahan
Aku pilih tidak merindu, namun aku rasa cukup memberatkan
*11-Februari-2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H