Aku lupa dimana terakhir kali bersandar di pundak itu
Karena kini aku bersandar pada tembok kamar yang kaku
Aku lupa kapan terakhir kali bermalam di pundak itu hingga basah
Karena kini aku bermalam hanya dengan bantalku yang ramah
Kini aku mengelus kepalaku sendiri
Tidak ada lagi sapuan hangat dari tangan yang selalu perduli
Kini aku memendam bebanku sendiri
Tidak ada lagi suara semangat dari mulut yang selalu memuji
Kini, bolehkah aku bersandar di pundakmu ?
Jika dirimu tidak keberatan, aku ingin menjadikan dirimu sandaran
Sisanya dirimu boleh menentukan
Apakah aku pantas dijadikan kekasih untuk masadepan
*23-Januari-2022*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H