Tapi ia hanya sebentar...
Nanti ia akan layu...
Lalu muncul kelopak baru...
Dari ranting yang tak lagi sama...
Wangi bungamu segar...
Memicu jantungku yang berdebar...
Masih bernafas dengan longgar...
Saat aku ingat peluk hangat pada pagi hari disudut dinding kamar yang memar...
Bungamu merah membara...
Senada asmaraku yang penuh gejolak seperti bara...
Butiran serbuk sari di bungamu...
Mencerminkan hasratmu yang memencar tanpa sadar...
Bungamu tersusun rapi...
Persis seperti doaku yang selalu aku tata saat malam sunyi...
Nanti aku akan kembali...
Mengucap janji dan suci jika semesta merestui...
*03-Desember-2021*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H