Beginilah watak dunia, ia berubah-ubah, dinamis, ijabi dan anti statis, karenanya dunia maya atau nyata, pasti berakhir dusta. Mengomentari kenyataan itu, muncullah persepsi subyektif yang menyoal seputar keaslian dunia, termasuk dalam pengertian itu adalah alam semesta, kongkritnya; Manusia dan segala aspek hidup yang melingkupi. Manusia, Ya, saya, anda, dia, mereka dan kita,semuanya sudah jelas dalam memori otak setiap orang, hanya saja masih tetap ada hal lain yang perlu diperjelas seputar identitas kemanusiaannya. Inilah yang dalam terma intelejen maya disebut"verifik(a)si". Mungkin maksud mulia terma itu dimunculkan ialah sebagai penyeimbang akurasi data admin dalam menyeleksi setiap karya yang layak untuk dimuat atau ditolak. Sebagaimana halnya moderasi, verifikasi tak lain hanyalah pohon kecil tak berduri yang dengan mudah dapat dipatahkan, diinjak dan bahkan dikencingi(ma'af). Bagi saya, sehat dan tidaknya rumah maya ini, kembali pada jati diri sang admin. Verifikasi masih membuka peluang Very Fiksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H