Mohon tunggu...
umamelsamfani
umamelsamfani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Demi Selera, Kita Rela Menyeduh "SeCangKir" Air Kotor (7)

16 Mei 2011   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:36 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau saja air egois dengan kejernihannya dan tak mau keruh sebab terkontaminasi benda atau zat lain, pasti sepanjang umur, kita tidak akan pernah merasakan betapa nikmatnya kuah soto, rawon,bakso, lontong balap atau gado-gado,lezatnya kuah balado atau sayur bening, segarnya es campur degan dan betapa banyak lagi minuman lain berbahan baku teh/kopi dengan sekian jenisnya; teh hijau, es teh, teh tubruk, teh pahit, dan teh manis. Ada lagi kopi susu, teh susu, es susu dan warna-warni minuman khas yang kesemuanya menjadikan air sebagai bahan utama dalam proses pengelolaannya. Ya,mula-mula air jernih yang menyegarkan itu dicampuri benda lain dengan tujuan tertentu hasil asumsi dan rekayasa egoisme otak manusia untuk menciptakan sesuatu yang "baru". Inovasi egoisme itu tampak dalam beragam bentuk, sebagai contoh kecilnya adalah, pemaksaan terhadap tuntutan selera makan dan minum yang kemudian melahirkan jenis nama masakan tertentu. Akhirnya, demi selera dan atasnama kepuasan; Kita rela menyeduh SeCangKir air kotor.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun