Mohon tunggu...
Umamah Maulana
Umamah Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

Nothing in this world is free

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sosok yang Dipanggil Emmak

1 September 2012   08:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:03 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belum hening telingaku mendengar pekikan tangis 2 orang anak perempuan yang menangisi kepergian sosok seorang wanita yang biasa dipanggil "Emmak". Sehari - hari beliau menjual lontong , hasil kebun, bawain kue - kue bikinan orang yang dititipin ke beliau. Sosok wanita ini memang manusia kuat dan tangguh, beliau tidak takut mengayuh sepeda tuanya pagi - pagi sekali, pas setelah beliau selesai sholat subuh.

Beliau menjadi tulang punggung bagi keluarganya, penghasilan Rp. 15.000,- sehari, itu pun maksimal, kadang kalau dagangannya gak laku, sehabis jualan dipasar, beliau masih mampir ke rumah, memberikan beberapa sisa dagangannya kepada ibu dan beberapa tetanggaku.

Kepergian nya tadi pagi dari rumah, merupakan kepergian nya untuk selamanya. Beliau menjadi korban kecelakaan karena ketidak hati - hatian si pengendara motor yang menabraknya, Emmak (sapaan beliau) sudah berada di jalur beliau, tetapi ada pengendara motor yang tiba - tiba menabrak beliau dari belakang.

Semua orang berharap pihak dokter mampu menolong beliau, tapi sejak dibawa berangkat ke rumah sakit, beliau sama sekali tidak membuka mata. Ketika pihak dokter memutuskan beliau sudah meninggal, seluruh keluarga berteriak histeris dan tidak sedikit yang pingsan.

Sekarang, tidak akan ada lagi canda tawa beliau, sapaan beliau yang nyaring meskipun dari jarak dekat, karena beliau mengalami gangguan pendengaran. Selepas di mandikan, tadi beberapa orang beres - beres dapur dan kamar yang biasa beliau tempati untuk sekedar rebahan melepas lelah sehabis pulang dari pasar, di tempat itu ada beberapa baju baru yang dipegang erat oleh anak bungsu beliau, menurutnya, baju itu belum beliau persiapkan untuk Hari Raya Idul Fitri kemarin, tetapi tidak sempat beliau kenakan.Di tempat lain, nampak berjejer perabotan dapur lengkap dan alat masak, sebelum pergi, beliau masih sempat menyiapkan semua perlengkapan itu untuk anak beliau yang masih baru lulus SMA.

"Emmak" selamat jalan, kami semua menyayangimu, Semoga Allah memberikan tempat terindah di surga-Nya dan keluarga yang di tinggalkan di berikan ketabahan dan kesabaran. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun