Mohon tunggu...
Umamah Maulana
Umamah Maulana Mohon Tunggu... lainnya -

Nothing in this world is free

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apakah Benar Ada Jalan Pencabut Nyawa?

2 September 2012   04:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:01 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini marak sekali terjadi kecelakaan yang menelan korban jiwa tidak sedikit, masih jelas kita ingat jumlah korban pengendara yang meninggal pada arus mudik dan arus balik sebanyak 900 orang. bukan merak tidak hati - hati, tetapi banyak faktor yang menyebabkan semua itu terjadi.

Kemarin salah seorang tetangga yang juga masih kerabat dekat kami meninggal dunia karena pengendara motor yang menabrak nya buru - buru mau segera sampai di tempat kerjanya. Dalam sehari kemarin saja terjadi dua kecelakaan yang juga menelan korban jiwa.

Entah mitos atau memang ada beberapa tempat yang karena kondisi jalannya yang rusak berat dapat menyebabkan kecelakaan dengan luka parah atau malah berakhir meregang nyawa. Saya teringat ucapan teman saya ketika kami berhenti di sebelah barat SMAN 2 Pamekasan karena ada teman yang manggil dari seberang jalan. "Joy, jangan berhenti disini, katanya ibu kontrakan, kalau kecelakaan disini korbannya mesti parah atau meninggal". Saya bukan tidak mendengar bahasa itu dari beberapa orang yang saya kenal atau membaca berita tentang beberapa kecelakaan di daerah itu yang sering meninggal atau luka parah. Kalau di perhatikan, kondisi jalannya baik, tidak ada bekas galian yang tidak tertutup atau juga lubang karena gerusan air banjir di tempat yang dipercaya angker dan dapat menyebabkan kematian pada setiap kecelakaan yang terjadi di sana. Di tempat lain, yakni di daerah Polagan, tepatnya dari perempatan sumur bor sampai pertigaan Koccang, masyarakat juga mempercayai hal yang sama.

Apakah benar jalan dapat mencabut nyawa seseorang??

Bukankah kita semua tahu bahwa hidup, mati, rejeki dan jodoh semua di tangan Allah SWT, tidak akan ada ceritanya kematian yang dipercepat, atau diperlambat, atau seperti yang orang bilang mereka yang meninggal itu merupakan "Tumbal" yang di minta oleh penunggu dari daerah tersebut. Ada - ada saja pendapat masyarakat ketika ada korban meninggal dalam sebuah kecelakaan, baik kecelakaan tragis atau kecelakaan ringan.

Saat ini, di daerah Kabupaten Pamekasan tempat tinggal saya, sedang berlangsung panen tembakau yang secara otomatis banyak sekali kendaraan pribadi baik sepeda motor, mobil pick up, truck, dan yang lain berlalu lalang dengan tidak mengurangi kecepatan karena mengejar harga di gudang - gudang yang membeli hasil panen tembakau mereka. Banyak pengendara yang tidak memperhatikan pengendara yang lain, apalagi para remaja yang masih suka - suka nya naik sepeda motor, mereka masih suka menarik gas sampai ambang batas kecepatan yang ada di sepeda motornya. Belum lagi kalau jalan yang sempit dan berlubang, banyak pengendara yang memilih jalan yang tidak berlubang meskipun mereka harus mengambil jalur pengendara dari arah yang sebaliknya. Semoga pemerintah benar - benar memperhatikan dan memperbaiki jalan yang kondisinya sudah tidak layak untuk di lalui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun