Mohon tunggu...
irawan boma
irawan boma Mohon Tunggu... lainnya -

pengamat kehidupan, praktisi revitalisasi untuk sustainability (lingkungan) hidup, saya sungai, saya suka hujan, mendung, guntur, namun paling suka cahaya yang menyembul dari balik awan tebal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pohon Cita-cita

13 Juni 2010   08:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini pohon cita-cita Ini cerita tentang anak kedua saya, namanya Karen, Karen bersekolah di Taman Kanak-Kanak, jaman dulu, kita bilang nol besar, sekarang mereka bilang TK B. Sembari menunggu Karen keluar, saya perhatikan majalah dinding, ternyata ada gambar pohon, dimana semua anak-anak menuliskan cita-cita mereka, lalu ada seorang ibu, orang tua murid juga, berkata begini pada saya, "Papanya Karen ya?" "Ya...TK B" jawab saya "Coba liat tuh...", katanya menunjukkan apa yang anak saya Karen tulis di pohon cita-cita. Padahal sebelum ibu itu berkata, saya juga sedang mengamati, perasaan saya senang, bingung, bertanya dalam diri, tentang apa maksud atau arti yang sebenarnya, dari apa yang Karen tulis di Pohon Cita-Cita itu. [caption id="attachment_165764" align="aligncenter" width="300" caption="aku suka menjaga pohon tinggi - karen "][/caption] Ditengah-tengah semua teman yang menulis, ingin jadi dokter, ingin jadi profesor, ingin jadi pemain badminton, dan lainnya, Karen menulis - aku suka menjaga pohon tinggi. Begitu Karen keluar, saya menggandeng tangannya, lalu berjalan menuju ke majalah dinding, saya tanya, "Ini siapa yang buat?" "Bu Guru," "Terus Bu Guru suruh kalian tulis apa?" "Pa...itu kan pohon cita-cita, katanya Bu Nunung, suruh tulis cita-cita, disekitar pohon..." "Terus kenapa kok Karen tidak tulis cita-cita, kenapa Karen tulis, aku suka menjaga pohon tinggi?"tanya saya lagi. "Abis Pa, katanya Pohon Cita-Cita, kalau semua temen Karen sibuk bercita-cita, siapa yang mau jaga pohonnya Pa? Kalau pohonnya ngga besar-besar, cita-citanya ngga sampai-sampai Pa..." Mulut saya ternga-nga....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun