Mohon tunggu...
Humairoh
Humairoh Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Suka di dunia Pendidikan, dan hobi Menulis Instagram : @humairoh_huma

Selanjutnya

Tutup

Diary

Melahirkan Saat Pandemi?

22 Juni 2021   23:26 Diperbarui: 22 Juni 2021   23:52 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nizam Ar Rasyid saat baru lahir/dokpri

Tepat pukul 17.52 lahirlah bayi mungil nan lucu melalui operasi caesar yang dibantu oleh dokter Nadiyah dan team di Rumah Sakit Ibu Anak Anisa Jambi. Sedikit saya bercerita tentang prosesnya. Bayi saya lahir dengan berat 2,3 kg itulah mengapa saya katakan bayi mungil, tetapi tetap menggemaskan. 

Semua berawal dari saya merasakan ada air yg mengalir, orang bilang itu rembesan ketuban, awalnya saya belum yakin jika itu rembesan ketuban, karena hari itu belum masuk HPL (Hari Perkiraan Lahir), kejadian itu pada tanggal 8 Desember 2020 sekitar pukul 11.30, kebetulan saya sendirian di rumah karena suami sedang kerja, saya langsung telepon suami, mamah, dan mbak ipar yang kebetulan bidan, mereka mencoba menenangkan saya. 

Pada saat jam istirahat suami pulang ke rumah rencananya mau makan siang saja, tetapi karena saya khawatir jadilah kamu cek kandung siang itu, padahal jadwal cek kandungannya seharusnya tanggal 9 Desember. Singkat cerita, pukul 15.00 tibalah saya dalam poli kandungan, dokter nadiyah mulai menanyakan kondisi saya dan melakukan usg, ternyata benar itu air rembesan ketuban. Sekedar informasi, menurut saya dokter nadiyah ini tipe dokter yang langsung pada intinya kalau bahasa gaulnya to the point, tapi tetap menenangkan pasiennya, semua penjelasannya mudah dipahami. Akhirnya saya disuruh untuk cek detak jantung janin, saat itu saya belum tau tindakan selanjutnya. 

Pukul 16.00 dokter Nadiyah menjelaskan kepada saya dan suami, tentang kondisi sebenarnya, karena sebelumnya saya sudah bilang jika saya ingin melahirkan melalui proses normal, maka kami dikasih 2 pilihan, melalui proses normal dengan induksi tapi dengan syarat tidak boleh lebih dari 6 jam terhitung dari keluarnya air rembesan ketuban, karena kondisi air ketubannya tinggal 1 bagian itupun sisa sedikit, atau melalui proses operasi caesar, saat itu juga akhirnya kami memutuskan untuk proses operasi caesar. Pertimbangan utama supaya ibu dan bayinya sehat dan selamat, bukannya tidak mau diinduksi, tapi kami disini merantau jauh dari keluarga, pilihan yang lebih aman, dan resikonya sedikit menjadi prioritas kami, untungnya semua perlengkapan untuk bersalin sudah disiapkan dirumah, jadi tinggal bawa saja. Saat itu juga suami langsung menandatangani berkas-berkas yang diperlukan untuk proses operasi caesar, untuk keperluan persalinan, kami meminta tolong teman untuk mengambilnya dirumah.


Sebelum memasukin ruang operasi, saya dan suami disuruh melakukan rapid test terlebih dahulu, meskipun suami tidak menemani di dalam ruang operasi namun tetap peraturannya untuk yang menjaga nanti di kamar rawat harus rapid test terlebih dahulu, dan alhamdulillah hasilnya negatif. Setelah hasil rapid testnya keluar, saya mulai memasuki ruang operasi, namun sebelumnya sudah dilakukan hal-hal untuk persiapan operasi, saya tipe orang yang penakut dengan semua yang berbau rumah sakit, tetapi saat itu saya sudah pasrahkan kepada Allah, karena saya yakin semua yang terjadi sudah menjadi kehendak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Saya mencoba untuk tenang dan tetap berdoa. Tiba saatnya bayi saya lahir, hal yang pertama saya tanyakan kepada dokter nadiyah "dok, bayi saya sehatkan, lengkap semua" dan dokter nadiyah langsung menjawab "iya bu". Saat itu saya langsung menggucap Alhamdulillah. Setelah bayi saya dibersihkan lalu dikasih liat ke saya dan didekatkan, saat itu ada rasa terharu, rasanya kaya mimpi. Lalu bayi saya dibawa ke ruang bayi untuk diazankan oleh suami saya.


Melahirkan di tanah rantau bukan menjadi rencana saya, namun lagi-lagi kita sebagai manusia hanya bisa berencana, Allah yang Maha menentukan segalanya. Awalnya saya dan suami berencana untuk melahirkan di rumah sakit dekat rumah orang tua saya di depok, namun saat itu pandemi covid ini tidak kurun reda, rencananya bulan oktober 2020 saya mau pulang ke depok untuk persiapan melahirkan, tapi kami batalkan, kami memutuskan untuk melahirkan di tanah rantau ini. Suami menginginkan dalam proses melahirkan dibantu oleh dokter perempuan, dan Alhamdulillah dokter nadiyah bisa membatu prosesnya. Melahirkan di perantauan sungguh nano nano rasanya, dengan kami yang tidak punya pengalaman mengurus bayi, ditambah lagi keterbatasan cuti suami, akhirnya setelah 10 hari pasca melahirkan, mertua saya datang ke jambi untuk menemani kami selama 1 bulan, Alhamdulillah Allah kirimkan batuannya melalui mertua saya.

Sekarang bayi saya sudah berusia 6, Alhamdulillah sehat, dan semakin hari semakin bertambah berat badannya, meskipun tepat saat usianya genap 3 bulan, saya dan suami terkonfirmasi positif covid, lagi dan lagi Allah menunjukan kuasanya bayi saya yang usianya 3 bulan Alhamdulillah sehat dan saat di swab negatif hasilnya, padahal bayi saya hanya meminum ASI, MashaaAllah luar biasa kuasa Allah. nanti ya saya akan ceritakan tetang perjuangan saya dan suami melawan virus corona, tapi tidak janji cepat ya, masih menggumpulkan niat untuk menulis heheh, ini saja baru mulai menulis lagi setelah sekian lama, kalau diibaratkan barang sudah berdebu ini blog saya. Ditunggu ya teman-teman tulisan saya selanjutnya.

Nizam Ar Rasyid saat usia 6 bulan/dokpri
Nizam Ar Rasyid saat usia 6 bulan/dokpri

Ungkapan rasa syukur saya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua nikmat yang telat diberikan kepada saya dan suami, dengan mendatangkan orang-orang baik disekeliling kami, terimakasih untuk orang tua, mbak dan mas, serta adik kami untuk bantuan dan dukungannya, terimakasih untuk temen-teman seperantauan yang selalu siap sedia untuk kami repotkan, terimakasih dokter nadiyah dan team serta RSIA Anisa Jambi atas pelayanannya bagus dengan harga yang terjangkau, terimakasih PLN sudah membiayai proses persalinannya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala membalas kebaikan kalian, aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun