Mohon tunggu...
Uly Abdul Jalil
Uly Abdul Jalil Mohon Tunggu... Lainnya - Umma Maryam

Seorang ibu rumah tangga lulusan Magister Ilmu Komunikasi. Menulis catatan perjalanan hidup dalam perspektif seorang istri dan ibu. Follow ig @ulyjalil untuk interaksi lebih asyik! 🍉

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Genetik

13 Januari 2022   16:12 Diperbarui: 14 Januari 2022   11:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gangguan penyerapan gizi bu", ucap dokter setelah sekian waktu kami berkonsultasi.
Kecemasanku terbukti. Maryam anakku, mengalami gangguan penyerapan gizi yang mengakibatkan berat badan sulit naik, dan berimbas kepada tinggi badan. Salah satu faktor yang memprakarsai hal ini adalah genetik alergi yang kami- Ayah dan Ibu turunkan sebanyak 60%.

Selama 6 bulan meng-ASI-hi dan 2 bulan MPASI, Alhamdulillah tidak ada kendala berarti. Maryam mampu makan dengan lahap. Semua menu- ayam, daging, telur, hati ayam, hati sapi, hati bebek, udang, ikan- dengan santai ia lahap. Walaupun sesekali ia semburkan suapan tanda sudah kenyang atau bosan.

Setiap bulan, aku selalu optimis bahwa berat badan Maryam akan melesat.
Dengan semangat dan sukacita, ku gendong ia ke polindes yang hanya berjarak beberapa langkah dari rumah: langsung menuju timbangan.
Hasilnya? Demam bapil diare dan ditambah pencetus alergi, benar benar menjadi pencuri tumbuh kembang, huh!

Ingin rasanya aku mengeluh.
Ingin juga rasanya menangis.
Kadang pula aku merasa gagal ketika melihat anak seusia Maryam yang lebih gembul dan roti sobek

Tapi, ketika aku melihat tawa riang Maryam, buru buru aku beristighfar dan meminta maaf kepadanya.
Bukan hanya aku, tapi Maryam juga sedang berjuang kan?


Maryam memulai semua ini dari berat 2,3kg -dibawah rata rata. Tapi ia mampu dan selalu melewati hari dengan gelak tawa dan gerakan lincah.

Kalau aku mengeluh, sama saja aku mengkhianati upaya Maryam, iya kan?

Duh, nak.
Maafkan umma yang memiliki banyak kekurangan selama mengasuh Maryam.
Maafkan umma yang masih sering lupa bahwa ini bukan hanya perjuangan umma, tapi juga Maryam.


Terima kasih sudah selalu percaya dan menumpukan segala rasa aman nyaman Maryam hanya kepada umma seorang.
Umma cinta sekali neuk.


Yuk, semangat bertumbuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun